uklik.net – Semarang – Jamiiyyatul Qurra’wal Huffadz (JQH) sebagai organisasi yang membidangi literasi Qur’an diharapkan Panglima Santri Gayeng yang juga Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen bisa membantu pemahaman Al-Qur’an secara utuh.
Harapan ini disampaikan Wagub saat menghadiri Pelantikan Pengurus Wilayah JQH NU Provinsi Jateng, Rabu (26/05/2021) di Masjid Agung Jawa Tengah.
Putra Alm. KH Maimoen Zubair itu menyampaikan, Al-Qur’an adalah pokok ilmu agama Islam. Dalam memahaminya, butuh ahli tafsir.
“Al-Qur’an tidak letterlek (memahaminya). Kita butuh ahli tafsir yang membidangi Al-Qur’an. Sehingga Al-Qur’an diterjemahkan kepada masyarakat bukan atas pemikiran kita, bukan atas terjemahannya, tetapi bagaimana kita melihat Nuzulul Qur’annya, bagaimana kita melihat dari sebab-sebab turunnya wahyu, sehingga saya berharap JQH bisa me – manage pondok pesantren menjadi satu kesatuan,” papar dia.
Lebih lanjut, Gus Yasin mengatakan, harapan ini disampaikan karena setiap pondok pesantren memiliki konsentrasi masing-masing. Antara lain, ada yang membidangi hafalan Qur’an, ada yang membidangi memperbaiki bacaan Qur’an dan ada yang fokus pada tafsirnya. Apabila JQH bisa me-manage konsentrasi di setiap pondok pesantren, maka pemahaman Al-Qur’an semakin utuh. Dengan pemahaman Al-Qur’an yang semakin utuh, persoalan kerukunan beragama yang menjadi salah satu kekhawatiran pemerintah, akan bisa ditekan.
“Sehingga apa yang dikhawatirkan pemerintah saat ini, kerukunan beragama, kerukunan umat, ini bisa ditekan. Perpecahan umat bisa ditekan dengan adanya JQH NU,” tuturnya
Wagub juga mengingatkan, Al-Qur’an adalah akhlak Rasulullah. Kehidupan Rasulullah tercantum di dalam Al-Qur’an. Maka, kemampuan menguasai Al-Qur’an, haruslah diimbangi dengan menerapkan akhlaknya yang sesuai dengan Al-Qur’an.