uklik.net – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) beserta perwakilan pemuka lintas agama mendeklarasikan Jepara sebagai Kabupaten Kerukunan, Dilakukan 3 jam sebelum pergantian tahun 2021, Kegiatan itu bertempat di Omah Jagong, kompleks Museum R.A. Kartini, Jepara, Jumat (31/12/2021).
Deklarasi Jepara sebagai Kabupaten Kerukunan diungkapkan Ketua FKUB Jepara Dr. Mashudi,” merupakan komitmen dan ikhtiar bersama dalam penguatan moderasi beragama di Bumi Kartini. Sekaligus upaya mempertegas komitmen semua pihak untuk terus merawat toleransi serta kerukunan antarumat beragama.
“Kepada para pihak utamanya tokoh agama, tokoh masyarakat, tanpa terkecuali agar merawat dan mempertahankan deklarasi ini,” ujarnya saat membacakan deklarasi.
Dengan terjalinnya kerukunan, maka akan timbul rasa saling memiliki yang tinggi satu sama lainnya. Sehingga kondisi aman, damai dan nyaman saat ini dapat terus terjaga. “Kepada segenap masyarakat Kabupaten Jepara, dan siapa pun yang sedang berada di Kabupaten Jepara agar memiliki rasa ‘handarbeni’, dan ikut bertanggung jawab terhadap keberlangsungan dan penerapan deklarasai ini,” tandas Mashudi.
Ketua FKUB yang juga ketua MUI juga menyebut bahwa deklarasi ini sekaligus bagian dari apresiasi. Khususnya atas keberhasilan semua pihak dalam melakukan pembinaan nilai toleransi beragama. Salah satunya dibuktikan dengan bisa kembali digunakannya GITJ Pepanthan, Desa Dermolo, Kecamatan Kembang, sebagai tempat ibadah.
Pendeklarasian Jepara sebagai Kabupaten Kerukunan turut disaksikan secara langsung oleh Bupati Jepara Dian Kristiandi, Dandim Letkol Arh. Tri Yudhi Herlambang, Kapolres AKBP Warsono, dan Kajari Ayu Agung. Dihadiri pula beberapa pejabat perangkat daerah di lingkungan pemkab, serta instansi vertikal. Di samping itu, unsur forum koordinasi pimpinan kecamatan juga mengikuti jalannya acara secara daring, dari wilayah masing masing.
Dian Kristiandi berpesan agar semua pihak dapat terus mengedepankan upaya dialog dan musyawarah dalam setiap penyelesaian masalah. Sehingga masing-masing pihak yang tengah diuji sikap toleransinya dapat saling menghormati dan menghargai. “Dengan seperti ini, saya yakin bangsa kita tak akan tergoyahkan. Sepanjang di setiap gerak langkah sendi kehidupan kita sehari-hari mengamalkan Pancasila,” ujar bupati.
Dalam kegiatan ini juga dilakukan refleksi akhir tahun, diawali dari Ketua FKUB, lalu Bupati, Dandim, Kapolres, dan Kajari. Doa bersama lintas iman pun turut dipanjatkan oleh tiap-tiap pemuka agama secara bergantian. Doa Islam dipimpin K.H. Miqdad Turkan, doa Protestan oleh Pdt. David Sriyanto, doa Katholik oleh Yulia Setyowati. Kemudian doa Hindu dipimpin Pinandita Ngardi Sindu Atmaja, dan doa Buddha oleh Romo Franky Supriyanto. (AP/Once)