uklik.net – Sidoarjo – Museum Mpu Tantular yang terletak di sisi barat Fly over Buduran Sidoarjo terlihat sepi meski hari libur. Tak banyak pengunjung yang datang namun petugas tetap berjaga bila kedatangan para wisatawan. Seperti yang terlihat pada Minggu 12 Mei 2024 , ada rombongan para jurnalis dari Kabupaten Sragen Jawa Tengah yang bersama para ASN di Diskominfo Kabupaten Sragen, menggelar long trip press tour sejak 9 hingga 11 Mei dengan rute Bromo Malang Surabaya Jatim, mengunjungi Museum Mpu Tantular untuk melihat dekat apa yang ada didalamnya.
Rombongan dengan chief de mission Sekretaris Dinas Diskominfo Kabupaten Sragen, Aris Munandar, sangat interested dengan kunjungan ini. ” Kita sangat interest disini banyak pelajaran yang bisa diambil,” tandas Aris Munandar, kepada para awak media yang membersamainya dalam Long Trip PressTour kali ini.
Berdirinya Museum ini memang dalam Histori nya diinisiasi oleh seorang kolektor warga Surabaya keturunan Jerman, Godfried Hariowald Von Faber, yang lahir pada 1 Desember 1899 dan meninggal dunia pada 29 September 1955.
Sejak 1 Nopember 1974 museum ini di bawah pengelolaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim dengan nama Museum Mpu Tantular Negeri Provinsi Jawa Timur.
Pemandu museum bernama Suyatno , memberi keterangan kepada rombongan , bahwa ada koleksi istimewa di museum itu. “Ada perhiasan Garudeya, terbuat dari emas 22 karat dengan berat 1.163 gram atau 1,163 kg dihiasi 48 batu permata,” terang Suyatno.
Perhiasan berupa ukiran simbol kerajaan berbentuk Garudeya emas abad XI Masehi. Masa kerajaan Kahuripan Airlangga (1009 – 1042).
“Itu jadi koleksi masterpiece kami di museum ini,” kata Suyatno.
Dulu Garudeya itu dipakai Petinggi Kerajaan dengan dikalungkan di dada, hingga ujungnya menjuntai sampai atas perut. Badong kalung emas itu diperkirakan milik Raja Tohjaya di Kediri.
Artefak emas itu ditemukan oleh Seger, anak petan Warga Plaosan, Wates, Kediri Tahun 1989. “Seger sang penemu artefak, kini ASN di Bina Marga DPU,” ungkapnya.
Dipilihnya nama Museum Mpu Tantular merupakan penghormatan dan penghargaan masyarakat Jawa Timur.
Karya Mpu Tantular sebagai pujangga dengan karya Kitab Arjuna Wijaya dan Kitab Sutasoma, yang mengilhami munculnya Falsafah Bangsa Indonesia dengan Bhineka Tunggal Ika.
Kepala UPT Museum Negeri Mpu Tantular Sadari melalui pemandu Dwi Margono menambahkan selain koleksi Badong, juga ada koleksi sepeda motor uap buatan G.Daimler – Jerman 1834.
Jumlah koleksi museum ada 15.000 buah, digolongkan menjadi 10 jenis koleksi. Koleksi itu Geologika, Biologika, Etnografika, Arkeologika, Historika, Numismatika, dan Heraldika. Juga Filologika, Keramik, Seni Rupa serta Teknologika. Ada juga koleksi patung.
Sementara itu salah seorang warga Buduran , Joko Dwi Bhakti, berharap kunjungan ke Museum ini semakin banyak seiring dengan gencarnya promosi dan publikasi atas keberadaan museum ini. ” Kalo wisatawan ingin datang kesini, cukup mudah , dari Alun alun Sidoarjo naik angkutan turun di Fly over Buduran, tinggal jalan kaki 200 meter saja,” jelas Joko Dwi Bhakti, yang juga Guru Bahasa Indonesia di SMP negeri 1 Buduran Sidoarjo. ( Tim Jurnalis uklik.net – SAFRUDIN )