uklik.net – SRAGEN – Nama Untung Wina Sukowati tiba tiba jadi perbincangan di Bumi Sukowati Kabupaten Sragen.
Secara mengejutkan Wina mengajukan diri untuk menjadi Bupati Kepala Daerah Kabupaten Sragen.
Diawali dengan pemasangan baliho baliho besar dengan ucapan selamat Hari Kartini 2024.
Selanjutnya Wina mendatangi Kantor DPC Demokrat yang ada di Jalan Ade Irma Nasution, hanya seratus meter dibelakang kantor Pemda Sragen.
Kehadiran ke Kantor Demokrat menjadi moment pertamanya untuk menyatakan dirinya akan maju menjadi bakal calon bupati Sragen.
Demokrat Sragen dibawah kepemimpinan Budiono Rahmadi memang sedang melakukan penjaringan.
Selanjutnya Wina Sukowati menjadi buah bibir dan viral dimedia terutama di Medsos.
Mengiringi pemberitaan tentang Wina adalah pernyataan tegas dari ayah kandungnya, yaitu Untung Wiyono, Bupati Sragen pada periode 2001-2010, yang menyebut bahwa ” Pak Untung tidak memberi restu atas langkah Wina mencalonkan diri sebagai Bupati”.
Maklum saja , karena Untung Wiyono sudah mempersiapkan anaknya laki laki Untung Wibowo sebagai calon bupati, untuk menggantikan Untung Yuni Sukowati yang akan habis masa jabatannya pada akhir 2024 ini.
Kepada awak media, Wina Sukowati mengakui dirinya memang tak mendapat restu ayahnya. ” Tapi saya akan tetap maju , karena pencalonan ini adalah panggilan Tuhan untuk menjadi pelayan masyarakat di Sragen,” kata Wina.
Soal sikap Pak Untung yang tak merestui ini , Wina bercerita dalam pernyataan off the record , bahwa dirinya sempat didatangi oleh ayahnya di rumahnya di Kemang Jakarta, terjadi perdebatan sengit tentang keinginan Wina yang tak dapat restu dari ayahnya.
“Bahkan saya diancam tak akan diakui lagi sebagai anaknya,” tandas Wina.
Cara berfikir , cara berbicara dan kemampuan komunikasi Wina memang sangat terbuka dan tanpa basa basi.
Dua hari berturut turut , penulis bertemu langsung dengan Wina Sukowati dalam acara pre event dan opening seremoni, Pameran Lukisan bertitel Empowering of Diversity yang digelar oleh HIMPAS Himpunan Perupa Sragen di Galeri Seni rupa TBS jalan Ir Sutami Jebres Solo. Diacara ini , Wina memang diundang khusus sebagai pembuka acara. Dunia seni rupa memang tak jauh dari diri Wina. Wina dikenal sebagai kolektor atas karya karya lukis perupa top ditanah air. Ada sekitar 20 lukisan yang dibelinya dari pelukis pelukis top seperti Amrus Natalsya, Popo Iskandar dan Jehan. Selain Wina diacara itu jug diundang kolektor Ririn Yaxl yang tampak akrab dengan Wina diacara pembukaan pameran.
Dalam kesempatan itu selain berbincang dalam sesi press release, Wina juga mengobrol panjang lebar tentang dirinya yang mengaku sudah mandiri secara materiil dan tidak tergantung kepada ayahnya.
Berbeda dengan Mbak Yuni dan Mas Bowo , Wina Sukowati adalah putri dari Untung Wiyono dari seorang ibu keturunan dan Wina lahir 40 tahun lalu.
Sejak kecil Wina sudah hidup mandiri dan itu membentuk karakternya. Dulu Wina sempat sekolah di SD Kalitan dan SD Marsudirini , dan lanjut di SMP Negeri 4 Solo. Anak anak Pak Untung memang banyak yang disekolahkan di SMPN 4 Solo. ” Kalo Bowo kayaknya nggak di SMP 4 Solo , Bowo di SMP Labschool Jakarta, kalo Mbak Yuni di SMP 4,” jelas Wina.
Dulu saat tinggal di Solo , Wina disiapin driver yang mengantarnya kemana dia mau. ” Sesekali saya minta diantar ke Sragen , untuk bisa bermain dan ketemu dengan Eyang Karno dan Mbah Mojo,” kata Wina.
Wina yang sekolah SD milik Yayasan Katolik di Marsudirini mengaku sebagai pemeluk Katolik , , namun dalam perjalanan waktu beralih memeluk Kristen.
Apalagi dua suaminya yang orang bule adalah penganut Kristen. Karena dari Skotlandia , maka Wina dan Suami beribadah di Gereja Kristen Anglikan, yang jemaatnya banyak orang bule.
Suami Wina yang pertama adalah Bule yang bekerja sebagai lawyer yang berkantor di SCBD. ” Jadi klien mantan suami saya itu perusahaan perusahaan top , seperti Freeport, dan dikalangan lawyer mantan suami saya cukup terkenal,” tutur Wina.
Saat ditanya , mengapa Wina bercerai dengan suami pertamanya. Dengan lugas , Wina menyebut suaminya punya sakit jantung. ” Dalam Kristen perceraian itu tabu ya , ” ujarnya. Tapi baiknya , mantan suami Wina Sukowati tetap memberikan perhatian pada dirinya. ” termasuk dalam hal finansial , saya disokong oleh mantan suami juga, sampai saat ini,” kata Wina Sukowati.
Usai bercerai, Wina menikah untuk kedua kalinya dengan bule asal Skotlandia bernama Alasdair Neil Davidson . Suaminya adalah GM di Alila Hotel Jakarta dan membawahi Alila Bali. ‘ Waktu saya resepsi pernikahan digelar di Alila Bali , Khan dapat keringanan ya,” ujar Wina. Saat ini , Wina menyandang Gelar Master of Arts ( MA ) dari London. Dan juga, diketahui dia merupakan lulusan Bhacelor of Psychology
dari Monash University dengan program studi Psychology Management/Marketing.
Wina juga mengaku , bahwa mantan suami dan suaminya saat ini memberi suport atas langkahnya dalam berpolitik. ” Sejak dulu saya belum punya cita cita terjun ke politik. Tapi , saya dapat wangsit , Tuhan menuntun saya berjalan ke kancah politik ini,” kata Wina.
Meski belum banyak dirinya mengetahui tentang landscap politik di Sragen , namun terinspirasi dari ayahnya dia belajar tentang perpolitikan di Sragen.
Wina mengaku dan optimis , menjadi Bupati Sragen untuk membawa Sragen melompat lebih maju. ” Saya akan maju dengan program program. Saya tidak bergerak dengan politik uang , mahar ataupun serangan fajar. Saya memang menyiapkan dana cukup untuk pencalonan ini , rekening saya bahkan sudah ditanya oleh para ketua partai , tapi dana saya bukan untuk serangan fajar. Saya akan membiayai kampanye saya. Tapi sekali lagi saya katakan , No serangan fajar,” tandas Wina Sukowati, yang mengaku belum lama ini telah bertemu dengan beberapa orang Parpol seperti Demokrat dan PAN , di Diamond Restauran Solo. Beberapa orang partai mendesak , agar Wina tetap menggunakan serangan fajar bila ingin menang. Mengingat kultur politik elektoral di Sragen ini sangat kental dengan serangan fajar. Tapi , Wina tetap dengan pendiriannya, yang tak akan memakai serangan fajar.
Terkait dengan siapa Wina akan berpasangan. Tanpa basa basi , Wina akan menggandeng tokoh muslim dari kalangan Nahdlatul ulama, karena bagi Wina , NU lebih moderat dalam berpolitik. Dan , hingga saat ini belum dimunculkan nama , siapa tokoh NU yang akan digandeng oleh Wina.
Mungkin saja , salah satu representasi kalangan NU dikancah politik Sragen saat ini adalah Haji Suroto , yang saat ini menjadi Wakil Bupati , atau mungkin tokoh NU dan PKB selainnya.
Akankah Wina mendapat kendaraan politik untuk maju menjadi calon bupati. Jawabnya tergantung dari partai partai politik yang akan memberinya rekomendasi atau surat tugas. Bila saja , PKB dengan 6 kursi, Demokrat dengan 5 kursi dan Gerindra dengan 6 kursi di DPRD Sragen , memberi rekomendasi kepada Wina untuk maju , maka kendaraan politiknya cukup untuk ditunggangi, karena syarat minimal menjadi calon bupati di Sragen adalah minimal didukung 10 kursi di parlemen Sragen.
Rencananya , Wina akan secara resmi mendaftar ke DPC Gerindra Sragen pada Kamis 30 Mei mendatang , sekitar pukul 12.00. ” Saya mendarat jam 10.00 , sekitar jam 12.00 mendaftar di Gerindra , dan jam 16.00 saya harus kembali ke Jakarta ,” imbuh Wina , kepada awak media di TBS , Jum’at (24/5) malam.
Saat ini , Wina memang masih banyak berada di Jakarta , dan meningkatkan intensitas kunjungannya ke Sragen dalam beberapa waktu terakhir ini. Dia mengaku belum punya rumah di Sragen , maka kalau pas ke Sragen dirinya bermalam di Solo.
Ketika ditanya kapan terakhir kali Wina datang ke Ndayu ? . Wina menyebut dirinya hadir saat ayahnya menggelar acara ulang tahun emas perkawinan di Ndayu. Saat itu acara meriah digelar pada siang hari , 22 September 2023.
Terakhir kali , belum lama ini , Wina menyempatkan diri untuk ziarah leluhurnya di Sragen. Dia yakin dengan keyakinannya , dia mendapat restu dari para leluhurnya.
Wina memang fenomena di Sragen. Dia menyandang nama populer Untung Sukowati , dia ingin bertarung dikancah politik Sragen, tapi justru dia berhadap hadapan dengan nama besar itu sendiri. ( Tim Jurnalis uklik.net / * ) Penulis Esai : Safrudin