uklik.net- Warga di sekitar Jalan Raya Curug, tepatnya di lokasi RT 03 RW 05 Kelurahan Curug Kecamatan Bojongsari mulai resah dengan kondisi jalan yang kian hari makin kotor akibat lalu lalang truk pengangkut tanah dari proyek pembangunan.
Karena sebab itu, salah satu truk yang beraktivitas berbuntut debu beterbangan, tanah berceceran, hingga jalan licin menjadi pemandangan sehari-hari yang membuat warga gerah.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komunitas Pemuda Pemudi Curug (P3C) Curug, Jarot, mengungkapkan bahwa keluhan masyarakat bukan sekadar soal estetika lingkungan, tetapi juga menyangkut keselamatan dan kesehatan.
“Risikonya besar. Jalan yang licin bisa sebabkan kecelakaan, apalagi buat pengendara motor. Belum lagi debu yang bikin sesak napas. Ini bukan cuma soal kotor, tapi sudah ganggu kenyamanan warga,” tegas Jarot, saat aksi bersih-bersih jalan bersama komunitas P3C, Selasa, (4/11).
Menurutnya, dampak dari jalan kotor akibat truk tanah ini sangat luas. Selain meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas, tanah dan kerikil yang berjatuhan bisa merusak kendaraan, sementara debu tebal membuat warga sulit beraktivitas di luar rumah.
“Kami harap pemerintah dan pengusaha bisa duduk bersama cari solusi. Jangan sampai warga yang jadi korban setiap hari,” tambahnya.
Adapun solusi yang didorong warga dan pemerhati lingkungan
Sebagai langkah konkret, aksi nyata yang dilakukan P3C dan warga mendorong sejumlah upaya agar masalah ini tidak terus berlarut.
Beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya:
- Pembersihan jalan rutin oleh pemerintah setempat.
- Kewajiban penutup bak truk agar material tidak jatuh ke jalan.
- Pembersihan roda truk sebelum keluar dari lokasi proyek.
- Penyiraman jalan dengan water sprayer untuk kurangi debu.
- Pengawasan ketat dan sanksi tegas bagi truk yang bandel.
Jarot berharap beserta komunitas P3C berharap, kerjasama antara pemerintah dan pengusaha agar aturan benar-benar diterapkan.
Sementara itu, Ketua LPM Curug, Herman, menegaskan pihak kelurahan dan LPM sudah melakukan langkah-langkah persuasif dengan pihak pengembang.
“Kami sudah ingatkan pengembang, dan mereka janji menjaga kebersihan. Tapi tetap, keluhan warga terus masuk ke kami, terutama dari pengguna jalan. Semua kami tampung dan sampaikan, karena ini wilayah kita bersama,” ujar Herman.
Ia menambahkan, pengawasan harus lebih ketat agar pengembang tidak hanya memberi janji di atas kertas.
Kondisi jalan Curug kini menjadi cermin bahwa pembangunan mesti berjalan seimbang dengan kepedulian terhadap lingkungan dan kenyamanan warga. Tanpa itu, investasi hanya akan meninggalkan debu, bukan kemajuan. (HM)
uklik.net
Kabar Militer
News Uklik
News Daerah
Vidio Uklik





