uklik.net BOGOR, Di tengah kampung yang tenang di ujung utara kabupaten Bogor, yang letak persisnya di Desa Citayam Kecamatan Tajurhalang berdiri sebuah pondok sederhana yang tak hanya mengajarkan ayat-ayat suci, tapi juga menanamkan arti kehidupan lewat canda, kerja keras, dan bau tanah yang nyata. Namanya Bale Pendidikan Al-Qur’an dan Dakwah Al Fiah Nurul Iman, di bawah asuhan Ustad Abdul Qosim, atau yang akrab disapa Abah Tuil sosok nyentrik, lucu, tapi tegas dalam mendidik para santrinya.

Abah Tuil punya gaya khas: humoris, ceplas-ceplos, dan selalu membawa energi positif ke setiap majelis. Tapi di balik tawa khasnya, ia menanamkan nilai disiplin dan tanggung jawab yang kuat. “Ngaji itu bukan cuma soal hafalan, tapi soal bagaimana hidup bermanfaat,” ujarnya sambil tertawa lepas.

Yang membuat pondok ini beda dari yang lain, pendidikan agama di Al Fiah Nurul Iman tak berjalan sendirian. Para santri juga digembleng lewat ilmu pertanian dan peternakan — belajar menanam, beternak, dan mengelola hasil bumi. Dari ikan, ayam, entog, kambing, sampai tanaman cabai, kangkung, singkong, dan jeruk limo, semua jadi bagian dari kurikulum kehidupan.

“Dengan ternak dan pertanian, santri belajar tanggung jawab, kreatif, dan bisa memanfaatkan hasilnya untuk kegiatan sosial dan dakwah,” kata Abah Tuil dengan gaya khasnya yang santai tapi sarat makna.
Kini, Abah Tuil bersama para santri tengah fokus memperluas usaha ternak bebek dan entog, dengan mimpi besar menjadikannya ikon baru daerah Bogor sekaligus sarana pemberdayaan ekonomi bagi komunitas pondok.

Lebih dari sekadar tempat belajar agama, Al Fiah Nurul Iman adalah laboratorium kehidupan tempat di mana dakwah berpadu dengan humor, kerja keras, dan entrepreneurship. Di sini, para santri belajar bahwa menjadi insan beriman juga berarti siap berkeringat, berinovasi, dan berbagi manfaat.

Namun, perjalanan ini tentu tak mudah. Fasilitas pondok masih sederhana, dan semua kegiatan gratis tanpa pungutan biaya. Karena itu, Abah Tuil tidak menutup dukungan dari para donatur dan dermawan agar kegiatan pendidikan dan pemberdayaan ini bisa terus berjalan dan berkembang.
“Yang penting semangatnya jalan dulu. Kalau niatnya baik, insya Allah rezekinya nyusul,” ujar Abah Tuil sambil tersenyum lebar.

Dari kampung kecil di Bogor, Al Fiah Nurul Iman membuktikan bahwa dakwah, pendidikan, dan kerja keras bisa berpadu membentuk generasi santri yang bukan hanya paham agama, tapi juga tangguh menghadapi kehidupan. (AS/red)
uklik.net
Kabar Militer
News Uklik
News Daerah
Vidio Uklik



