
Uklik.net – Jakarta Sejarah panjang Sarekat Islam sejak era 1960-an, bahkan jauh sebelum itu, telah menempatkan gagasan pertahanan rakyat sipil sebagai bagian penting dari perjuangan umat dan bangsa. Pada masa Hindia Belanda, spirit ini lahir sebagai upaya menjaga martabat, keselamatan, dan kemandirian masyarakat dari berbagai ancaman.
Semangat tersebut kini dihidupkan kembali. Sejak tahun lalu, Dewan Pimpinan Pusat Sarekat Islam resmi membentuk organisasi baru bernama Perisai, sebuah wadah yang mengambil jiwa dan napas perjuangan yang sama seperti pada masa awal Sarekat Islam berdiri.
Dalam waktu singkat, Perisai mengalami transformasi yang cepat dan signifikan. Organisasi ini tumbuh dan berkembang di berbagai daerah, menjangkau wilayah-wilayah di seluruh Indonesia. Perkembangannya tidak hanya terlihat dari struktur organisasi, tetapi juga dari sambutan luar biasa masyarakat, terutama generasi muda, yang antusias untuk bergabung dan berkontribusi.
Hari ini, perkembangan tersebut bukan sekadar harapan, tetapi telah terbukti. Kehadiran Perisai di berbagai daerah disambut hangat sebagai gerakan yang membawa nilai kebangsaan, kepedulian sosial, serta semangat pengabdian kepada masyarakat.
Perisai dimaknai sebagai pertahanan moral dan sosial rakyat, sebuah “perisai diri” bangsa yang berlandaskan nilai persatuan, cinta tanah air, dan tanggung jawab sosial. Dengan identitas sebagai Serikat Perisai Indonesia, organisasi ini diharapkan mampu menjadi garda penguatan masyarakat—bukan dengan kekerasan, melainkan melalui edukasi, solidaritas, dan pengabdian nyata.
Melalui Perisai, Sarekat Islam menegaskan kembali komitmennya untuk terus hadir di tengah masyarakat, merawat nilai kebangsaan, serta membangun generasi yang peduli, berdaya, dan siap menjaga Indonesia.
uklik.net
Kabar Militer
News Uklik
News Daerah
Vidio Uklik






