uklik.net – SRAGEN – Komandan Komando Resor Militer 074 Warastratama Kolonel Inf Rano Tilaar menjadi saksi pernyataan sikap untuk damai oleh para perguruan silat di Kabupaten sragen. Bersama Forum Komunikasi Pimpinan daerah kabupaten Sragen, Danrem hadir dalam pertemuan cipta kondisi antar pimpinan perguruan silat di Sragen yang berlangsung di Gedung DPRD Kabupaten Sragen, Senin 6 Juli 2020.
Danrem memilih berpidato di podium karena sekaligus memperkenalkan diri sebagai Danrem yang baru. ” Saya juga orang Solo pak, tapi Solowesi, Sulawesi utara,” yang disambut tertawa hadirin, di gedung DPRD.
Kolonel Inf Rano Tilaar mengaku bangga melihat para pesilat. Dirinya mengaku pernah menjadi pesilat merpati putih saat di Kopasus.
” Filosofi silat itu ada tiga yaitu, Seni , kekuatan dan falsafah hidup,” tambah Danrem, yang lama bertugas dalam bidang intelejen.
“Jadi dalam hal ini, kalo ada yang memanaskan Kabupaten Sragen, kalo ada oknum oknumnya, saya siap membantu pak Kapolres menggunakan deskresinya, nanti akan dibutuhkan saksi, bukti sehingga bisa diketahui provokatornya, itu kalo keadaan memanas jelang Pilkada nanti,” ujar Danrem menambahkan.
Pada siang sampai sore ini, Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Kabupaten Sragen menjadi tempat bersejarah dengan digelarnya pertemuan cipta kondisi antar perguruan silat yang ada di Kabupaten Sragen.
Pada Senin 6 Juli 2020, sebuah pertemuan yang berlangsung sekitar 4 jam menghasilkan kesepakatan kesepakatan antar perguruan silat. Pertemuan ini digelar menyikapi kejadian demi kejadian perusakan patung atau tugu pesilat milik beberapa perguruan silat di Sragen.
Kejadian terakhir dalam insiden perusakan patung ini Sebuah tugu milik Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan sebuah rumah warga PSHT yang terletak di Dukuh Pinggir, Desa Tanggan, Kecamatan Gesi, Sragen, diduga dirusak sekelompok pendekar saat konvoi, pada Minggu 5 Juli 2020 siang.
Selain merusak atribut PSHT di Tanggan, massa pendekar itu juga diduga merusak sebuah tugu PSHT di Dukuh Wahyu, Desa Blangu, Gesi, Sragen.
Atas berbagai kejadian itu sebelumnya Kapolres Sragen AKBP Raphael menyampaikan agar patung patung silat dirobohkan, namun perobohan itu ditolak oleh perguruan silat.
Untuk meredam perseteruan antar perguruan silat ini , maka sejumlah pertemuan dilakukan, dan puncaknya adalah pertemuan di Gedung DPRD Sragen, Senin 6 Juli 2020.
Pernyataan bersama untuk saling menjaga kondusifitas ditandatangani oleh para pimpinan perguruan silat. Beberapa tokoh perguruan tampak ikut tanda tangan seperti Surtono dari PSHT Parlu 16 dan Jumbadi dari PSHT Parluh 17.
Komandan Komando Resor Militer 074 Warastratama Kolonel Inf Rano Tilaar menjadi saksi pertama yang menandatangi kesepakatan tersebut. Selanjutnya, Bupati , Kapolres, Dandim 0725, Ketua DPRD, Kepala Kejari, Ketua PN dan Danyom 408 serta Dansubdenpom, ikut serta tanda tangan menjadi saksi.
Komandan Komando Resor Militer 074 Warastratama Kolonel Inf Rano Tilaar, yang belum lama menjabat menggantikan Brigjen TNI Rafael Granada Baay, dengan tegas siap memback up Polres Sragen dalam melaksanakan tugas deskresinya apabila terjadi kericuhan antar perguruan silat, terutama untuk menjaga kondusifitas menjelang Pilkada 9 Desember 2020 yang akan datang. ( Saf – Tim Jurnalis uklik.net )