uklik.net Jakarta – Setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadi momentum penting bagi Kementerian Agama (Kemenag) untuk mewujudkan kehidupan beragama yang lebih inklusif, produktif, dan menyejahterakan.
Di bawah kepemimpinan Menteri Agama Nasaruddin Umar, Kemenag menerjemahkan semangat Asta Cita ke dalam langkah nyata—dari penguatan kerukunan umat, peningkatan mutu pendidikan keagamaan, hingga kesejahteraan guru dan dosen.
“Asta Cita bukan sekadar rencana politik, tapi arah moral bangsa. Kami ingin nilai agama hidup dalam kebijakan yang memuliakan manusia,” ujar Menag Nasaruddin Umar di Jakarta, Selasa (21/10/2025).

Jaga Kerukunan, Perkuat Moderasi
Kemenag mengembangkan sistem deteksi dini konflik keagamaan melalui aplikasi Si-Rukun, yang dioperasikan oleh penyuluh agama di berbagai daerah. Sebanyak 500 penyuluh KUA telah dilatih sebagai aktor resolusi konflik, sementara 600 penceramah dan 200 dai muda dibina untuk berdakwah secara moderat dan adaptif.
Survei Poltracking Indonesia menunjukkan, 86,7% publik puas dengan upaya pemerintah menjaga kerukunan antarumat beragama—capaian tertinggi dalam setahun pemerintahan Prabowo–Gibran.
Dukung Program Sosial Nasional
Kemenag turut menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Cek Kesehatan Gratis (CKG). Hingga kini, lebih dari 1,3 juta siswa madrasah dan 337 ribu santri menikmati manfaat MBG, serta 12,5 juta siswa lintas agama mendapat layanan CKG.
Melalui program Masjid Berdaya dan Berdampak (MADADA), Kemenag juga menyalurkan pembiayaan tanpa bunga bagi 4.450 UMKM, serta membina 1.350 takmir masjid untuk mengelola ekonomi berbasis masjid.


Sejahterakan Guru dan Dosen
Untuk pertama kalinya, tunjangan profesi guru non-PNS dinaikkan dari Rp1,5 juta menjadi Rp2 juta per bulan. Sebanyak 206 ribu guru dan 5 ribu dosen mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Kemenag juga menyalurkan 156 ribu Beasiswa KIP Kuliah, 6.453 Beasiswa Indonesia Bangkit, dan 2.270 Beasiswa Santri Berprestasi. Tahun ini, SETIAKIN Bangka Belitung resmi berdiri sebagai sekolah tinggi Khonghucu negeri pertama di Indonesia.
Dorong Ekonomi Umat dan Ekoteologi
Kemenag telah mengembangkan 37 Kampung Zakat, 29 inkubasi wakaf produktif, dan 10 Kota Wakaf di seluruh Indonesia. Lebih dari 105 ribu sertifikat tanah wakaf diterbitkan, serta 40 hektare Hutan Wakaf digagas untuk mendukung ekonomi hijau berbasis spiritualitas.
Selain itu, lebih dari satu juta pohon ditanam dan 13 KUA berbasis green building dibangun. Kemenag juga menerbitkan buku Tafsir Ayat-Ayat Ekologi sebagai bagian dari gerakan ekoteologi nasional.

“Agama Harus Hidup di Kebijakan Publik”
Menag Nasaruddin menegaskan, keberhasilan Kemenag diukur bukan hanya dari capaian program, tetapi sejauh mana nilai agama hadir dalam kebijakan publik.
“Agama tidak boleh berhenti di mimbar. Ia harus hidup dalam kebijakan yang menyejahterakan dan memuliakan manusia,” tegasnya.
Menag juga menyampaikan apresiasi kepada insan pers dan masyarakat yang terus mengawal perjalanan Kemenag secara kritis dan konstruktif. “Kritik dan dukungan Anda adalah bagian dari ibadah kami dalam melayani umat,” pungkas Menag. (AS/red)
#AstaCita #MenagNasaruddinUmar #Kemenag #PrabowoGibran #ModerasiBeragama #Toleransi #Kerukunan #AgamaUntukKemanusiaan #IndonesiaBerkah