uklik.net – Pencak silat ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda , dan diakui sebagai identitas dan pemersatu Bangsa dan Indonesia . Tradisi pencak silat mengandung nilai nilai persahabatan dan saling menghormati. Sejumlah daerah di Indonesia memiliki seni beladiri pencak silat dengan berbagai versinya. Salah satunya silat Betawi/ Depok .
Dalam rangka memperingati Hari Silat Sedunia ke 5 dan Silaturahmi Pengurus KOOD Berbudaya, bertempat di Rumah Budaya Depok , Minggu (22/12/24) lalu sejumlah perguruan silat Depok berkumpul dan melakukan atraksi dan tampilan budaya Betawi lainnya.
Cukup banyak perguruan silat dan sekolah di lingkungan ini yang berpartisipasi.” Kita ingin melestarikan dan mengangkat kembali silat tradisional maupun silat prestasi yang ada di kota Depok. Semua kita support,” ujarnya.
Ada yang menarik , belakangan eksistensi pencak silat makin terlihat dan perhatian dari pemerintah pun dirasakan masyarakat.
” Alhamdulillah ada respon dari Direktur Perlindungan Kebudayaan yang akan memberikan sertifikat nasional kepada anak anak sekolah, ini diberikan secara personal bagi atlet atlet pencak silat. Mudah- mudahan bermanfaat untuk membantu mereka melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan bisa memotivasi lebih cinta pada seni beladiri pencak silat,” ujar Baba Dahlan , ketua KOOD.
Menurut Baba Dahlan, ada kebanggaan tersendiri Pemprov Jawa Barat merupakan yang pertama menerapkan Hari Pencak Silat pada tanggal 12 Desember. “Tak hanya itu Pemprov Jawa Barat akan memasukkan pencak silat dalam kurikulum pendidikan di sekolah,” imbuhnya.
Kegiatan Peringati Hari Silat Sedunia ke 5 dan Silaturahmi Pengurus KOOD Berbudaya ini tak hanya dimeriahkan sejumlah atraksi perguruan sitat , tapi juga sarat akan seni budaya Betawi lainnya seperti berbalas pantun dan tarian.
“KOOD memang didirikan untuk menggali dan melestarikan budaya Betawi . Acara silaturahmi ini juga sebagai pemanasan, beberapa bulan kedepan akan ada Lebaran Depok, tentunya kita ingin itu lebih meriah dari tahun kemarin yang dihadiri lebih dari 70 ribu orang dalam 4 hari. Untuk itu KOOD sebagai penyelenggara harus makin kompak,” ujar Baba Dahlan.
Ia bersyukur dari 11 kecamatan, perwakilan pengurus dan anggota KOOD dari 10 kecamatan bisa hadir. selain itu hadir juga perwakilan perguruan silat , PJs Sekretaris Daerah Kota Depok Nina Suzana, Malik Ismail Ketua Gong Sibolong, Portina Kota Depok dan tokoh masyarakat lainnya.
Nina Suzana mewakili Pemkot Depok mengapresiasi kegiatan ini.
“Prinsipnya Pemkot Depok mendukung saja , ini kan acara budaya, Meski kita punya budaya Depok, kita ingin menyeimbangkan dengan berbagai budaya yang ada di Depok tapi prinsipnya budaya Depok tetap jadi tuan rumah di daerah sendiri . Namun kita masih bisa berkolaborasi dengan aneka budaya lain jika kita punya acara,” ujar Nina yang di luar jabatannya di pemerintahan juga pengurus KOOD.
Baik Baba Dahlan maupun Nina Suzana menyatakan bahwa KOOD tak pernah berhenti mengangkat seni budaya, adat istiadat , tradisi Betawi Depok
” Kita sosialisasikan di lingkungan manapun baik di sekolah atau event event pengenalan budaya, Sekolah Lansia ataupun ke anak anak sekolah. Itu kegiatan rutin kita mengangkat budaya Betawi Depok , yang merupakan perpaduan kental budaya Betawi yang punya ke khas an sendiri dengan budaya campuran ada Sunda, Jawa, Cina, Arab, Melayu . Bahasanya pun serapan. Ini kan kekayaan budaya yang harus kita gali dan lestarikan,” pungkasnya.(dian)