uklik.net – Pangdam Jaya, Mayjen TNI Untung Budiharto , Kepala Dinas Pendidikan Jawa Bara dan Walikota Depok Muhammad Idris , yang diwakili Sekda Kota Depok Supian Suri meresmikan sekolah Toleransi di SMAN 1 Depok, Rabu ( 20/4/ 22 ). Sebelumnya di hari yang sama dan waktu hampir bersamaan Dandim 0508 Kol.Inf. Elvino Yudha Kurniawan bersama kepala Dinas Pendidikan Kota Depok H. Wijayanto juga mengukuhkan SMPN 7 Cimanggis sebagai sekolah toleransi. Kegiatan di SMPN 7 ini dihadiri oleh Camat Cimanggis Dody Setiawan.
Pengukuhan Sekolah Toleransi ini ditandai dengan penandatanganan prasasti pencanangan Sekolah Toleransi di SMAN 1 Kota Depok oleh Kadisdik Jawa Barat, Dedi Supandi, Pangdam Jaya Mayjen TNI untung Budiharto dan Sekda Kota Depok Supian Suri.
Sementara di SMPN 7 pencanangan dalam bentuk penanaman Pohon Toleransi oleh Dandim 0508 dan Kadisdik Kota Depok.
Terbentuk dan dijalannya Sekolah Toleransi merupakan dukungan dari Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat maupun Kota Depok, Pemerintah Kota Depok dan juga dukungan dari Pangdam Jaya . tentu saja ada peran serta dan kesiapan pihak sekolah siswanya menjadi contoh sekolah yang menjunjung tinggi sikap toleran.
Pangdam Jaya mengatakan peresmian sekolah toleransi ini bertujuan agar generasi muda memiliki sifat toleransi yakni menghargai sesama, mampu bekerja sama dan menciptakan suatu kerukunan diantara mereka tanpa memandang suku, bangsa dan agama.
“Dari sekolah inilah kader-kader toleransi akan muncul menjadi pioner di masyarakat dan nantinya di tularkan di sekolah lain. Toleransi merupakan suatu kekuatan untuk menjaga persatuan dalam skala mikro di keluarga, masyarakat dan bangsa Indonesia,” kata Mayjen Untung.
Kepala Disdik Jawa Barat Dedi Supandi menerangkan, nantinya penguatan toleransi di sekolah yang digagas Pangdam Jaya akan dimasukan kurikulum yang berbasis toleransi.
Misalnya, kata Dedi, kurikulum anti radikalisme yang dimasukan ke dalam mata pelajaran PPKN.
“Untuk kurikulum di SMA ada pendidikan anti korupsi yang sudah MoU dengan KPK dan Kejati Jabar,” jelasnya.
Dedi Supandi berharap kedepannya untuk implementasinya, setiap hari harus ada tagline. Seperti Senin wawasan kebangsaan, selasa kesatuan, rabu budaya lokal, kamis musyawarah, jumat nilai keagamaan.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Depok, Supian Suri menuturkan, saat ini anak-anak sudah tidak bisa lagi dianggap sebagai objek dalam proses belajar mengajar. Namun, mereka juga sudah menjadi subjek.
“Hadirnya Sekolah Toleransi di jenjang SMP dan SMA merupakan upaya dalam mengingatkan kembali dan bentuk penegasan terhadap nilai-nilai pribadi kepada para siswa,” ungkapnya.
“Mudah-mudahan metode atau pola Sekolah Toleransi dapat efektif diterima dan diserap oleh para siswa,” katanya.
Menurut Supian, nantinya akan diimplementasikan melalui dua cara. Pertama, akan masuk ke dalam mapel, kedua akan diimplementasikan pada kegiatan-kegiatan yang diikuti oleh para siswa.
“Semoga dengan nilai toleransi yang tinggi dampak kongkritnya tawuran harusnya dapat berkurang, peduli satu sama lain dan tidak ada bullying lagi,” tutupnya. ( dian )