uklik.net – Warga Depok banyak menolak keinginan PLN merubah daya dari 450 VA menjadi 1300 VA Tawaran ini disampaikan melalui surat edaran PLN pada pelanggan bersubsidi ( 450 VA) yang setiap bulannya membayar pemakaian lebih dari Rp 100.000.
” Intinya PLN akan merubah daya listrik mereka dari 450 VA menjadi 1300 VA secara gratis. Jika ada yang keberatan bisa datang ke PLN mengajukan keberatan pada hari dan jam kerja , sebelum tanggal 30 Mei 2022.,” ujar Dedi Setiadi ketua Forum Komunikasi Persahabatan (FKP) Kota Depok
” Meski kesannya gratis , tetapi ini seperti jebakan batman. Setelah proses perubahannya gratis, biaya abonemen dan biaya pemakaiannya jelas meningkat. Ini yang ditolak masyarakat,” kesalnya.
Menurut Dedi, harusnya PLN peka, warga yang menggunakan listrik 450 VA biasanya dari golongan menengah ke bawah. Mampukah mereka membayar abonemen setelah daya ditingkatkan ? Jika tidak apa yang terjadi ? Listrik diputus atau mungkin diganti token. Ini akan menyusahkan warga miskin. Ini seperti jebakan yang merugikan masyarakat. kenapa sih kehidupan mereka yang sudah sulit harus ditambahi masalah ?” tanyanya kesal.
Menurut Dedi, memang PLN menawarkan jika tak mau pelanggan tersebut bisa mengajuksn keberatan.
“Tapi disini masalah nya bagi yang keberatan harus membawa bukti bahwa yang bersangkutan tercatat sebagai penerima bantuan sosial dari pemerintah baik kementerian atau lainnya. Tidak semua warga miskin sudah terdaftar sebagai penerima manfaat bantuan . Bahkan akibat pandemi Covid makin banyak warga yang kehilangan pekerjaan dan masuk kategori tidak mampu tanpa tercatat sebagai penerima bantuan,,” papar Dedi.
Ia tak habis pikir jika mereka yang sudah terhimpit masalah keuangan harus membayar lebih untuk tagihan listrik.
” Saat memakai 450 VA dan berhemat bisa jadi membayar Rp 60 ribu – Rp 100 ribu, tapi dengan 1300 VA yang dibayarkan bisa berkisar Rp 300 rb- Rp 700 ribu, lantas bagaimana jika mereka tidak mampu bayar?Tentunya bisa diputus dan sulit untuk lakukan pemasangan kembali,” ujarnya.
Dedi juga mengemukakan alasan lain yang memberatkan warga juga. ” Komplain hanya bisa dilakukan pada hari dan jam kerja. Padahal mereka kebanyakan buruh harian lepas atau para pekerja yang nggak mudah ijin di jam kerja . Akibatnya mereka jadi korban , dianggap tidak komplain dan daya listriknya dinaikkan, ” keluhnya.
Dedi Setiadi menghimbau agar pemerintah dalam hal ini PLN mengkaji ulang program nya yang nakal mempersulit warga miskin . (dian)