Uklik.net – Jakarta Pengusaha kayu, Jimmy Chandra Ceo PT Jaya Cermelang Industry yang menerima jasa Sawmill, Kiln Dry dan Vacum menekankan pentingnya inovasi dalam pemanfaatan kayu sebagai bahan bangunan. Menurutnya, masih banyak arsitek dan kontraktor yang enggan menggunakan kayu karena dianggap tidak tahan lama serta rentan terhadap rayap.
“Saya sendiri pernah jadi korban, rumah saya rusak karena rayap. Dari pengalaman itu saya berpikir bagaimana caranya agar kayu bisa lebih tahan lama. Akhirnya lahirlah inovasi pengolahan kayu agar lebih awet,” ujar Jimmy, Jumat (26/9/2025) di ARCIFY LIVE JAKARTA The Hall Senayan City .
Jimmy menjelaskan bahwa dirinya bekerja sama dengan akademisi, salah satunya Profesor Wayan dari IPB, untuk mengembangkan metode perlakuan khusus pada kayu. Dengan teknologi tersebut, kayu yang sebelumnya dianggap rapuh dapat dimodifikasi sehingga lebih kuat dan tahan lama.

“Kita ingin masyarakat bisa menanam dan memanfaatkan kayu kembali. Tidak hanya jagung atau tanaman lain, tapi kayu yang punya nilai ekonomis tinggi. Jenis kayu seperti jati, mahoni, sengon, dan karet bisa diolah, bahkan sudah ada yang diekspor ke Eropa,” jelasnya.
Menurutnya, tantangan saat ini bukan hanya bagaimana mengolah kayu, tetapi juga bagaimana pemerintah memberikan dukungan nyata. Ia berharap proyek-proyek pembangunan yang menggunakan dana APBN tidak lagi memakai kayu berkualitas rendah yang cepat rusak.
“Pemerintah seharusnya memberi apresiasi kepada anak bangsa yang sudah berinovasi. Minimal, gunakan kayu hasil treatment dalam pembangunan gedung pemerintah. Kalau terus pakai kayu jelek, tiga tahun sudah rusak dan akhirnya anggaran kembali terbuang,” tegasnya.
Jimmy menambahkan, hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu yang diproses dengan baik bisa bertahan hingga 22–25 tahun, bahkan untuk penggunaan di dalam ruangan dapat mencapai usia pakai seumur hidup. Hal ini, kata dia, juga bisa meningkatkan kepercayaan arsitek untuk kembali menggunakan kayu sebagai bahan bangunan utama.
Supardi mengatakan kayu yang berkualitas kelas 3, bisa kita naik kan menjadi kelas 1, yang tadi nya biasanya kwalitas rendah bisa jadi tinggi , karena memang tugas saya bagian finishing agar kayu naik kelas dan berkualitas ucapnya.
“Harapan saya, ke depan arsitek tidak ragu lagi memakai kayu. Dengan pengolahan yang tepat, kayu bisa kembali jadi pilihan utama.” pungkas Jimmy. (FRT)