BOYOLALI -UKLIK.NET – Wujud nyata menyatukan keragaman bukan saja sebagai wacana yang digaungkan di forum-forum dialog tokoh agama dan tokoh masyarakat. Tetapi implementasinya di masyarakat perlu diwujudkan sehingga upaya-upaya merawat kerukunan antar umat beragama itu menjadi tugas bersama dan menjadi gerakan yang secara masif bisa berjalan di masyarakat.
Ungkapan di atas disampaikan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Jawa Tengah Mustain Ahmad usai bertemu dengan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB ) Propinsi Jawa Tengah KH. Taslim Sahlan dan Pengurus FKUB Kabupaten Klaten di Donohudan Boyolali, Jumat (17/6/2022).
Gerakan yang secara masif harus ditumbuhkan di masyarakat itu menurut Mustain Ahmad adalah untuk menciptakan kondisi yang aman, kondusif, dan penuh dengan kerukunan di masyarakat. ” Itulah sebabnya dengan spirit agama kita akan memenangkan peradaban. Salah satunya adalah dengan pembentukan Paguyuban Kerukunan Umat Beragama ( PKUB ) Tingkat Kecamatan, dan Desa/ Kelurahan yang secara serentak telah terbentuk di Kabupaten Klaten saat ini” katanya.
Dikatakan Kabupaten Klaten FKUB bersama pemerintah setempat telah berhasil menginisiasi terbentuknya PKUB tingkat Kecamatan dan Desa/ Kelurahan yang menjadi sarana para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk merawat kerukunan antar umat beragama, saling pengertian dan toleransi dalam keragaman di masyarakat.
Terbentuknya PKUB Tingkat kecamatan dan Desa/ Kelurahan di Klaten itu sejalan dengan diperingatinya Hari Toleransi Internasional atau International Day of Tolerance setiap tanggal 16 Nopember.
Peringatan ini menurut Kakanwil Kemenag Propinsi Jawa Tengah didasarkan pada hasil kesepakatan dari Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1995.
“Memeringati Hari Toleransi Internasional inti peringatan ini adalah merayakan keberagaman dan toleransi dalam wujud nyata, serta untuk memastikan bahwa semua orang memahami pentingnya memberi ruang satu sama lain” katanya.
Setiap kita menurut Mustain Ahmad perlu terus menumbuhkan kesadaran bahwa keragaman agama, bahasa, budaya, dan etnis bukanlah dalih untuk konflik, tetapi kekayaan umat manusia. “Keragaman adalah hasanah kekayaan dan bukan dalih untuk konflik,” ujar Kakanwil Kemenag di Donohudan Boyolai , Jumat (17/6/2022).
Sementara itu Ketua FKUB Propinsi Jawa Tengah KH. Taslim Sahlan mengatakan bahwa Keragaman adalah potensi bagi kita untuk saling mengenal dan berkolaborasi dalam kebaikan dan mewujudkan kemaslahatan bersama. “Sebab, siapa saja mereka yang bukan seiman adalah saudara dalam kemanusiaan,” sambungnya.
Ketua FKUB Kabupaten Klaten KH.Syamsuddin Asyrofi melalui PKUB Kecamatan dan Desa/ Kelurahan tengah berupaya untuk melakukan penguatan tentang moderasi beragama. “Ada empat indikator dalam penguatan moderasi beragama, yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan, dan ramah terhadap tradisi dan kearifan lokal” katanya.
Menurut Syamsuddin Asyrofi moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengimplementasikan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.
“Moderasi beragama bukanlah upaya memoderasikan agama, melainkan memoderasi pemahaman dan pengamalan kita dalam beragama,” tegasnya.
Menurutnya saat ini Kementerian Agama bersama masyarakat bisa menjadi pelopor dalam penguatan moderasi beragama. juga mengajak para tokoh agama, akademisi, tokoh pemuda, dosen, guru, dan penyuluh agama, serta kalangan milenial untuk bersinergi dalam diseminasi dan gerakan meningkatkan toleransi antarumat melalui semua saluran. “Perbedaan itu adalah fitrah ,” tandasnya. ( Tim Jurnalis UKLIK.NET Moch.Isnaeni )