KLATEN – UKLIK.NET – Pendidikan tidak menjamin kesuksesan seorang, tetapi kreativitas dan kerja keras bisa menjadikan seseorang menjadi sukses. Dua komponen penting itulah yang menjadikan sepasang suami istri, Enny Purwanti (50)dan Supriyadi (55) di Klaten, Jawa tengah menjadi sukses.
Keduanya menyulap akar bambu menjadi benda bernilai tinggi hingga di ekspor ke sejumlah negara Eropa. Tumpukan bonggol-bonggol bambu sebelum di olah seperti benda yang kurang bermanfaat dan bernilai jual tinggi. Namun di tangan kreatif pasutri yang memberi nama usahanya Mandiri Art, tumpukan bonggol bambu setelah di poles berubah menjadi benda menarik, yang membuat siapapun berdecak kagum dan ingin membelinya.
Tentu saja keduanya tidak sendiri mengerjakan, tetapi dibantu beberapa orang pekerjanya. Setelah melakui beberapa proses baik manual hingga mesin, jadilah bonggol bambu menjadi, kerajinan bebek, angsa, Kentungan dan lainnya
Menurut Enny Purwanti, usaha yang digeluti bersama suaminya, dimulai sejak tahun 1999. Dimana saat itu mereka belum menikah dan suaminya seorang diri menjadi pengrajin akar bambu di rumah yang ada di jalan Solo Yogya, Desa Jambu Kidul Ceper Klaten
Setelah menikah usaha kerajinan bonggol bambu tersebut di kerjakan bersama. Perlahan usaha tersebut mulai berkembang, dan pesanan tidak hanya dari sekitar klaten atau pengguna jalan yang melintas, tetapi dari luar daerah seperti Bali, Yogyakarta, Jakarta fan lainnya.
Pesanan yang diminta juga dalam jumlah besar dan jenis kerajinan tidak hanya bebek tapi juga jenis hewan lainnya. “Kami mengerjakan sesuai pesanan, bahkan pernah ada yang minta kerajinan bebek berbahan batang jati”, ujarnya, saat ditemui Reporter UKLIK.NET dikediamannya, Minggu(7/11).
Bila awalnya pesanan datang hanya dari sejumlah daerah tanah air, pesanan kemudian meluas yakni datang dari luar negeri, seperti Amerika, Yunani, Belgia dan lainnya.
Seperti saat ini menurut Eddy, ia tengah mengerjakan pesanan kerajinan bebek dari Amerika sebayak 200 buah dan Yunani ribuan buah.
Untuk pesanan dari Amerika berbentuk bebek sinterklas, yang dipesan khusus menjelang hari Natal. Meskipun pesanan sedikit pihaknya tetap melayani dengan menaikkan harga guna menutup biaya pembuatan dan juga pengiriman yang tinggi. “1 bebek jual dengan harga 40.000”, ujarnya. Sementara untuk pesanan dari Yunani, mencapai ribuan bebek berbagai jenis/bentuk
Untuk harga menurut Enny pihaknya juga membedakan dari cat yang di pakai. Kerajinan bebek yang di poles dengan cat mobil harga lebih mahal di banding bebek bonggol bambu yang di cat dengan menggunakan cat tembok.
Menurut Enny, selama 10 tahun ia dan suaminya menjual kerajinan bebek mentah atau belum di cat. Namun saat ini untuk menaikkan harga jual pihaknya mengerjakan hingga finishing.
Terkait bahan baku utama, pihaknya mendapatkan dari Sukoharjo, Yogyakarta hingga Bojonegoro dengan harga 4500/bonggol.
“Untuk bahan bakar kami tidak khawatir dan selalu tersedia”, ujarnya. Dan sekali membeli biasanya pengrajin langsung mendatangkan 1-2 truk bonggol bambu.
Di Klaten tidak hanya Enny Purwanti dan suami Supriyadi yang menjadi pengrajin tapi masih ada belasan pengrajin akar bambu lainnya. ( Tim Jurnalis UKLIK.NET – Salahuddin Al Ayyubi SP )