SOLO – UKLIK.NET – Ada bangunan megah di Kota Solo yang menyimpan sejarah unik. Bangunan yang berada di Jalan Sudirman diselatan Balaikota ini, adalah Javasche Bank yang sekarang dijadikan bangunan cagar budaya sejarah atau heritage. Hari ini 55 tahun lalu Sutan Sjahrir meninggal dunia.
Tulisan ini sekaligus untuk mengenang wafatnya Sutan Sjahrir pada 9 April 1966. Bung Sjahrir adalah orang hebat dinegeri ini. Intelektual pejuang yang mampu menggerakkan nilai patriotisme dijamannya.
Namun sayang , Sutan Sjahrir sakit dan meninggal dalam tahanan Republik Indonesia yang merdeka. Sjahrir wafat pada 9 April 1966 di Zurich, Swiss.
Javasche Bank dulu dijadikan tempat menginap para pembesar bila berkunjung ke Kota Solo. Pada akhir Juni 1946 , tepatnya pada 26 Juni 1946 Perdana Menteri Sutan Sjahrir diculik dari tempat ini.
Dikisahkan salah seorang kepercayaan Sjahrir, Soebadio Sastrosatomo, penculikan terjadi di Javasche Bank, Solo. Saat itu dirinya sedang bersama dengan Sjahrir, Menteri Dalam Negeri Dr Sudarsono, Soemitro Djojohadikusumo, Mayjen Sudibjo, dan Darmawan Mangunkusumo. Sjahrir yang baru pulang dari Jawa Tengah, menginap di Javasche Bank. Sementara Soebadio sendiri telah lebih dahulu berada di Solo.
Sekira pukul 11.16 malam, kata Soebadio, Mayor AK Yusuf bersama empat orang masuk ke dalam gedung Javasche Bank.
Sambil menodongkan senjata, mereka memaksa Sjahrir untuk ikut ke dalam mobil yang telah mereka siapkan. Sang perdana menteri sempat protes dan berdebat dengan nada keras.
Namun ancaman senjata membuat Sjahrir tak berdaya. Akhirnya rombongan itu menuruti apa kemauan AK Yusuf. Siapa penculik Sutan Sjahrir , mereka adalah juga pejuang pejuang yang tergabung dalam Kelompok Persatuan Perjuangan menuntut kedaulatan kedaulatan penuh 100% di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Mereka adalah kelompok oposisi yang mendukung Tan Malaka dibanding Sjahrir.
Pada 28 Juni pemerintahan RI di Yogya belum mengetahui dengan jelas lokasi penahanan Sjahrir. Sukarno lalu melakukan siaran radio pada malam 29 Juni. Dia sangat mengecam aksi orang-orang yang melakukan penculikan tersebut. Ternyata lokasi Sjahrir berada di Desa Paras ada sebuah pesanggrahan milik Pakubuwono.
Dia dibawa ke Paras, desa dekat Boyolali, di rumah peristirahatan Pracimoharjo, peninggalan Sunan Pakubuwono X, dan ditahan di sana dengan pengawasan komandan batalyon setempat. Usai mendengar siaran radio Bung Karno , para penjaga di Paras memulangkan Sjahrir.
Mereka yang telah mengetahui identitas Sjahrir ingin mengembalikannya sendiri. Pengawalan Sjahrir dilakukan hingga rombongan tiba di Istana Negara di Yogyakarta pada 30 Juni dini hari.
Kembali ke Javasche Bank Solo , yang saat ini sudah tak digunakan lagi sebagai kantor bank dan dijadikan heritage. Purwanto , Kepala Unit Pengelolaan Uang Rupiah , Kantor BI Solo yang ditemui saat melintas didepan Javasche Bank Solo , menyebut lokasi itu sudah diserahkan ke Pemkot untuk dijadikan cagar budaya. Agar anak cucu mengenal sejarah bangsanya.
” Banyak koq gedung-gedung Bank Indonesia yang dihibahkan untuk cagar budaya. Ini tentu anak cucu kita,” ujar Purwanto, kepada UKLIK.NET Jumat [9/4] pagi.
Bagi generasi muda , mengenal sejarah Sutan Sjahrir adalah perlu. Dalam sejarah bangsa ini Sutan Sjahrir menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia pertama , dari 14 November 1945 hingga 20 Juni 1947.
Syahrir mendirikan Partai Sosialis Indonesia pada tahun 1948. Ia meninggal dalam pengasingan sebagai tawanan politik dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Sutan Syahrir ditetapkan sebagai salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 9 April 1966 melalui Keppres nomor 76 tahun 1966. [ Safrudin – Tim Jurnalis UKLIK.NET ]