uklik.net — UPAYA melestarikan budaya dan kearifan lokal menjelang Hari Raya Idul Fitri dimana sala satu masyarakat RW.06, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok kembali “ngaduk dodol” secara masal. Hal ini bertujuan merawat nilai-nilai budaya Betawi yang hampir punah dengan tergerusnya budaya asing, yaitu atas kehadiran digitalisasi pada era global.
Tentu, dodol Betawi merupakan salah satu kuliner khas Betawi. Bagi masyarakat Betawi kue dodol ini sangat identik dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri, “kaga berasa lebaran rasa kalau kaga ngaduk dodol” ungkap Adi Ketua RW.06, Kelurahan Pasir Putih, upaya melestarikan budaya menjelang hari raya idul Fitri warga RW.06 Kelurahan Pasir Putih “ngaduk dodol” secara masal, Selasa (18/04/2023).
Kuliner ini memang terbilang istimewa karena proses pembuatannya membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit, dari awal proses hingga masak jika ingin mendapatkan kwalitas yang bagus itu bisa memakan waktu hingga 12 jam proses pembuatannya dan pasti membutuhkan banyak tenaga sehingga cosnya jadi tinggi alias mahal.
Kendali belakangan ini masyarakat sudah jarang yang ngaduk meski mau Lebaran. Selain pada Perayaan Idul Fitri kue ini pun sering digunakan dalam acara resepsi pernikahan “kalau jaman dulu mah orang tua kita suka ngaduk dodol, selain buat lebaran juga buat ngebesan Lanang, buat ngisiin dondang” jelas salah satu warga.
Nah kami para pengurus lingkungan RW.06 bekerjasama dengan donatur sengaja membuat acara ini “festival ngaduk dodol” yang diikuti oleh warga kami, tujuannya adalah yang pertama untuk melestarikan budaya ngaduk dodol dan yang kedua berbagi kebahagiaan kepada warga menjelang idul Fitri.
Karena peserta yang pada bekerja ngaduk dodol ini akan mendapatkan hadiah bagi kelompok yang berhasil membuat dodol dengan kwalitas terbaik.
Dan warga yang lainpun akan bahagia, karena dodol hasil lomba ini, kan kita bagikan kepada seluruh warga dilingkungan RW 06 ini, Pungkas Adi Bontot Ketua RW.06. (Yitno)