uklik.net – SRAGEN – Arifuddin Setiawan Penanggung jawab Mitra Mandiri Gemolong 1 memohon maaf sebesar-besarnya. Perusahaan yang mensuplai makanan MBG disejumlah sekolah di Gemolong ini menemui awak media di Rumah Makan Roso Joyo 2 Nglorog Sragen.
Arifuddin Setiawan berjanji untuk bertanggungjawab atas peristiwa keracunan yang menimpa para siswa akibat MBG. ” Sampai saat ini, saya belum mendapatkan penyebab utama dari kejadian luar biasa ini. Kami sudah berjalan 6 bulan dan tidak bermasalah sampai kejadian ini muncul,” ujar Arifuddin, dengan penuh penyesalan. Dirinya akan menghentikan kegiatan sampai Senin akan datang, karena secara moral, para karyawan masih terpukul. Hingga saat ini sampel bahan makan masih diperiksa laboratorium oleh Dinas Kesehatan.
Informasi dari Dinas Kesehatan, jumlah korban tercatat 1. SD N GEMOLONG 4 : 26 siswa , 2. SD NEGERI GEMOLONG ( Eks. SBI) : 66. 3. SMPN 3 GEMOLONG : 1 , 4. SMP N 2 GEMOLONG : 61 dan 5. SMP N 1 GEMOLONG : 97 siswa dengan TOTAL KESELURUHAN : 251 ORANG siswa. Catatan itu terupdate jam: 15.39 WIB Senin(12/8).
Sementara itu , Pemerintah Kabupaten Sragen bergerak cepat menanggapi kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di Kecamatan Gemolong pada Senin (11/8/2025).
Bupati Sragen Sigit Pamungkas, bersama Sekretaris Daerah Hargiyanto, Kepala Dinas Kesehatan Udayanti Proborini, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prihantomo, serta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FORKOPIMDA), melakukan inspeksi langsung ke Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mitra Mandiri Gemolong 1 dan SMP Negeri 1 Gemolong pada Selasa (12/8/2025).
Kasus keracunan massal ini diduga berasal dari menu MBG yang dibagikan kepada siswa pada Senin (11/8/2025) di SD dan SMP wilayah Gemolong. Menu tersebut terdiri dari nasi kuning, telur suwir, orek tempe, selada, timun, apel, dan susu. Setelah mengonsumsi makanan tersebut, sejumlah siswa mengalami gejala mual, sakit perut melilit, dan muntah. Seluruh korban menjalani perawatan jalan di rumah masing-masing tanpa ada yang memerlukan rawat inap. Untuk memulihkan kondisi, siswa yang terdampak sementara diliburkan dari kegiatan belajar.
Bupati Sigit menyampaikan bahwa pemerintah daerah bergerak cepat menangani insiden ini.
“Kami langsung mendatangi penyedia MBG, melihat proses bisnis pengadaan, dan berdialog dengan pihak sekolah serta siswa terkait insiden ini,” ujarnya.
Bupati juga menetapkan empat langkah kebijakan sebagai tindak lanjut:
1. Penghentian sementara distribusi MBG dari penyedia terkait selama minimal dua hari untuk investigasi dan pemantauan gejala.
2. Pemberian pengobatan kepada seluruh korban yang mengalami gejala keracunan.
3. Pembentukan Crisis Center Respon Cepat dengan layanan puskesmas 24 jam untuk menerima laporan gejala baru dari masyarakat.
4. Pengiriman sampel makanan ke laboratorium di Semarang untuk dianalisis, sambil menunggu hasil resmi.
Selain itu, Bupati menegaskan bahwa laporan insiden telah disampaikan ke pemerintah pusat. Pemerintah daerah masih melakukan pendalaman penyebab, baik dari bahan baku, proses penyajian, maupun faktor lainnya. ( Jurnalis uklik.net – SAFRUDIN )