uklik.net BOGOR – ‘MULAK’ kata yang umum digunakan dalam konteks bahasa Batak dengan arti “pulang” atau “kembali”. Sebagai perupa berdarah Batak yang lahir, mengenyam pendidikan dan berkarya di Jakarta serta luar negeri, Rotua Magdalena Pardede seakan tercerabut dari akar tanah leluhurnya. Hingga di tahun 2025 ini, ia berkesadaran penuh untuk segera kembali pulang dengan bangga ke jati dirinya. MULAK inilah yang diangkat sebagai tema utama pameran karya lukis dan instalasi seni yang digelar di Saung Grajen, Bogor, mulai tanggal 4 – 14 Oktober 2025. Sebuah penghormatan bagi para leluhur Bataknya sekaligus menjadi pameran tunggal ke-10 dan menandai 30 tahun Magda berkarya.
“Perjalanan panjang dan terjauh adalah pulang. Ini bukan sekadar menyusuri jalan untuk kembali. Ini tentang perjalanan batin menemukan hakikat jiwa, sejatinya diri. Ternyata, semakin jauh saya melangkah dan terus berkarya, semakin kuat saya rasakan hadirnya para leluhur Batak mendampingi setiap langkah,” demikian ungkap Magda mengenai latar belakang karya seninya. Ditambahkannya, MULAK merupakan awal, pembuka, dari rencana seluruh rangkaian pameran tunggal dan instalasi seni bertemakan kebhinekaan Nusantara yang akan dilaksanakan selanjutnya.

Beragam literasi, artefak, manuskrip, ornamen dan diskusi dengan pengamat dan pemerhati budaya Batak dilakukan Magda dalam proses persiapan pameran. Rumah Bolon, gorga, boraspati ni tano, ulos, tali-tali, bulang-bulang, hoba-hoba, tintin dan masih banyak lagi ornamen serta elemen khas seni dan budaya Batak dieksplorasi dan diolah menjadi ekspresi karya dalam bentuk deformasi karakter, visual dan instalasi seni di alam terbuka. Dalam rangkaian karyanya, paduan goresan warna-warna cerah yang kuat – sebagai salah satu ciri khas sang perupa – beragam kain Ulos yang melambai dengan anggun dan indah serta perahu beronarmen motif khas Batak berpadu dan menyatu dengan rindangnya pepohonan jati di alam terbuka Saung Grajen, Bogor.
Acara pembukaan dihadiri beberapa wakil dari pejabat bidang ekonomi dan kreatif serta komunitas seni, penikmat budaya dan seni Batak, di antaranya,Dumoli F. Pardede dan Ruhut P. Sitompul, Iskandar Surya Putra salah satu perupa senior Indonesia yang brtindak sebagai kurator karya, Elizabeth M. Taylor sebagai perupa sekaligus pemilik The Coastal Branch New Zealand, Ika W. Burhan – Manager di Bentara Budaya, rekan-rekan media serta keluarga dan sahabat sang perupa.
Iskandar menyambut antusias MULAK. Keterlibatannya total, mulai dari diskusi panjang tentang konsep, produksi dan pengawasan mutu kanvas media lukis, penyediaan area pameran, hingga kurasi karya-karya yang akan dipamerkan. Sebagai pendiri sekaligus pemilik Saung Grajen di Cibinong, Bogor, Iskandar menyampaikan, bahwa MULAK sajian karya Magda dengan tema utama seni dan budaya Batak diharapkan dapat memperkaya wawasan dan kecintaan publik akan ragam kekayaan Nusantara. “Penyelenggaran MULAK di Saung Grajen pun menjadi salah satu milestone kami untuk mewujudkan tempat ini menjadi oase tempat berkumpul, berkarya dan wadah diskusi bagi para seniman, budayawan, pelaku seni dari beragam disiplin ilmu,” imbuh Iskandar.
Elizabeth beberapa tahun lalu berkolaborasi dengan Magda dalam menemukan teknik layer arthography. Dengan teknik ini Magda berpameran tunggal ‘The Blessings of Mother Earth’ pada tahun 2011 lalu. “Sejak awal pertemuan, saya tahu Magda adalah seniman yang hidup dan bernapas dalam karyanya. Setiap karyanya merupakan cerminan hidupnya yang bahagia

bebas dan tanpa hambatan dalam petualangan visualnya. Benang merah yang terlihat jelas selama bertahun-tahun Magda berkarya adalah cerminan murni dari perasaannya dengan pengaruh kuat dari warisan Bataknya. Proses artistik Magda mengalir, lugas, dan tanpa keraguan. Ia bukan seniman yang taat aturan, sehingga batasannya luas dan tak terbatas. Tidak mengherankan bahwa dalam karya-karya terbarunya, ia terus melanjutkan jejak ini, merangkul pengaruh Batak,” demikian Liz, yang hadir khusus dari Selandia Baru, dengan bangga menjelaskan tentang karya Magda, sang sahabat
Selain Elizabeth, Ika sebagai sahabat sekaligus perupa perempuan dan pengampu kegiatan di Bentara Budaya pun menyampaikan, bahwa Magda sangat aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Bentara Budaya. “Magda sebagai perupa perempuan sekaligus tenaga pendidik memiliki komitmen kuat dalam setiap kegiatan yang berusaha untuk memajukan karya seni dan budaya Indonesia. Bentara Budaya sangat menghargai setiap dukungan dan partisipasi aktif dalam beberapa kegiatan yang kami selenggarakan selama ini.” Beberapa kegiatan dimaksud mencakup Trienale Grafis 2006, menjadi kurator karya untuk pameran lukisan Merida Nasution, pameran bersama Astra Internasional, nara sumber kegiatan Art Healing Workshop, serta beberapa kegiatan bersama anak-anak dan lainnya.
Pameran selama sepuluh hari ini akan pula diisi dengan kegiatan lain termasuk interactive art workshop. Kegiatan suka cita dalam menikmati seni dan budaya Batak. “Seni dan budaya harus dirayakan dengan rasa suka cita sebagai wujud cinta dan syukur atas hidup itu sendiri dari Sang Maha Segala. Karenanya pada acara pembukaan ini kami sengaja tampilkan langsung musik, tari, kudapan khas Batak serta pertunjukan Wayang Beber Metropolitan, wayang kontemporer dengan kemasan kekinian dan tetap mempertahankan pakem pertunjukan wayang tradisional,” demikian Magda menutup pembicaraan.

Tentang Rotua Magdalena Pardede :
Magda adalah seorang perupa, kurator, konsultan seni, dan dosen. Ia meraih gelar Master of Art di bidang Urban Art dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Pengalaman artistiknya diperkaya melalui program Artist in Residence di Australia, Jepang, dan Italia.
Karya seninya merupakan eksplorasi yang memadukan manusia dan alam melalui seni digital, grafis, cetak, dan lukisan pada berbagai media. Tema-tema karyanya sering berfokus pada bentuk-bentuk feminin, organik, keindahan alam, dinamika kehidupan, dan ekspresi emosi manusia.

Magda telah meraih berbagai penghargaan nasional dan internasional, termasuk finalis dan Pelukis Nasional Terbaik Philip Morris Awards, Mahasiswa Terbaik Seni Grafis IKJ, Triennial Graphic Bentara Budaya, dan 4th Asian Print Awards. Ia juga aktif berpameran, baik pameran bersama maupun pameran tunggal seperti ‘The Journey’ dan ‘The Blessings of Mother Earth’. Tahun 2025 menandai 30 tahun kariernya, di mana MULAK akan menjadi pameran tunggalnya yang ke-10. (AS)
uklik.net
Kabar Militer
News Uklik
News Daerah
Vidio Uklik





