SRAGEN – UKLIK.NET – Seorang warga di Desa Krikilan , dikawasan Wisata Edukasi Museum Manusia Purba Sangiran, Sadiman yang akrab disapa Pak Subur , memprotes Balai Pengelola Situs Manusia Purba ( BPSMP ) Sangiran yang tidak memanfaatkan penduduk asli untuk menjadi pegawai negeri yang berada di BPSMP. Pak Subur menyebut , putrinya adalah seorang arkeolog lulusan Universitas Gajahmada ( UGM ) namun tidak bisa masuk untuk bekerja di BPSMP.
Sadiman Alias Subur memang seorang warga yang terkenal dikawasan Sangiran. Selain penduduk asli Sangiran , Pak Subur bekiprah sejak lama dalam eksplorasi fosil fosil dikawasan Sangiran. Dia sering menemani para peneliti dan arkeolog yang datang ke Kawasan Sangiran untuk mencari fosil purba.
Sebuah penghargaan memang pernah diterimanya. Pada tahun 2015 , saat Mendiknas dijabat Anies Baswedan , bertempat dirumahnya Pak Subur dan beberapa rekannya mendapat piagam penghargaan sebagai pelestari fosil.
Kini , setengah putus asa setengah memberontak , Pak Subur melancarkan protes pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , yang membawahi Balai Pengelola Situs Manusia Purba Sangiran. Protes itu dilakukan seiring kunjungan Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif , Sandiaga Salahuddin Uno yang memberi anugerah Desa Wisata terbaik bagi Desa Wisata Sangiran. Sandiaga bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo datang ke Sangiran pada Sabtu 9 Oktober 2021.
” Dulu waktu Kepala Balainya Mulai dari Pak Heri Widianto , Pak Sukron , sempat menawari anak saya agar kuliah dijurusan arkeolog, dan anak saya akhirnya jadi arkeolog lulusan UGM. Tapi apa yang terjadi , sampai saat ini BPSMP tak peduli kepada kami,” ujar Sadiman alias Subur , saat ditemui UKLIK.NET dirumahnya , tak jauh dari Museum Sangiran, pada Sabtu(9/10).
Protes Pak Subur kepada BPSMP Sangiran adalah soal pemberdayaan potensi warga asli Sangiran. Pak Subur menyebut putrinya adalah seorang arkeolog lulusan UGM namun kesulitan untuk bekerja di BPSMP Sangiran. Badan Pengelola ini memang menggunakan tenaga warga sekitar , namun hanya sebagai petugas keamanan serta penjaja souvenir disekitar museum.
Sadiman sangat faham tentang kondisi Sangiran. Dia bahkan pernah bekerja untuk Mbah Toto Sumarto seorang sesepuh Sangiran yang sangat berjasa atas penemuan fosil fosil manusia purba dikawasan Sangiran. Kini Sadiman hanya berharap kebijaksanaan yang humanis untuk memberdayakan potensi warga Sangiran asli , untuk menjadi pegawai negeri sesuai dengan keahliannya sebagai arkeolog. ( Tim Jurnalis UKLIK.NET – Safrudin )