uklik.net – SOLO – Tradisi ringgitan tutup suro kembali digelar oleh Keraton Surakarta. Kali ini , ringgitan berlangsung dipenghujung bulan suro bertepatan dengan Senin 5 Agustus 2024. Berbeda dengan tahun sebelumnya, kali ini ringgitan berlangsung di Kamandungan. Sebelumnya ringgitan digelar di Sasana Mulyo , namun saat ini Sasana Mulyo sedang direnovasi.
Masih seperti sebelumnya , ringgitan kai ini menampilkan dalang KGPH Adipati Benowo , dengan menampilkan lakon Wahyu Kamulyan. Gusti Benowo didampingi oleh dalang muda , putra dari Warseno Slenk yaitu Amar Pradopo Zedha Bevianto. ” Nanti tengah malam yang melanjutkan dalangnya ini , anaknya Warseno,” ujar Gusti Benowo saat menerima wayang Puntodewo dari PB XIII, sebelum dimulainya pagelaran wayang kulit.
Ringgitan ini , selain dihadiri Raja PB XIII dan istri , juga dihadiri rombongan dari Sulawesi Utara yang dipimpin langsung oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey disertai istrinya. Olly Dondokambey yang selama ini dikenal sebagai Bendahara DPP PDIP, menerima gelar Kanjeng Pangeran dengan nama KP Darmapura Olly Dondokambey.
Terkait hal ini , Drs KGPH Dipokusumo sebagai pengageng Parentah Keraton menjelaskan , bahwa pemberian gelar tersebut karena antara Keraton Surakarta dan Provinsi Sulut mempunyai tradisi yang terus dipelihara. Selain tradisi adat , juga ada tradisi kulinernya. ” Jadi kalo di Sulawesi Utara ada Bubur Manado , disini ada Jenang Solo,” tandas Gusti Dipo , ditemui disela sela acara ringgitan.
Selain Gubernur Olly dan ibu Rita Olly Dondokambey juga ikut serta beberapa Bupati di Sulut.
Tradisi Ringgitan/wayang kulit ini memiliki makna penting sebagai penutup Bulan Suro dan awal dari peralihan ke bulan berikutnya. Tradisi ini juga menekankan peran Kraton Surakarta Hadiningrat dalam melestarikan budaya dan warisan leluhur. ( Tim Jurnalis uklik.net – Safrudin )