uklik.net JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merangkum laporan sejumlah peristiwa bencana yang terjadi di tanah air, pada periode Selasa (16/9) hingga Rabu (17/9) pagi. Berdasarkan laporan yang dihimpun, satu peristiwa bencana yang masih dalam penanganan yaitu banjir yang terjadi di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat dan pemutakhiran data dari banjir yang melanda provinsi Bali.
Peristiwa bencana dilaporkan terjadi pada Selasa (16/9), sekira pukul 10.32 WIB. Kejadian ini sebelumnya dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Ketapang, khususnya Kecamatan Manis Mata.
Akibat banjir ini, sebanyak tujuh desa di Kecamatan Manis Mata terdampak yang meliputi Desa Kalimantan, Desa Kemuning, Desa Sengkuang Merabung, Desa Silat, Desa Suak Burung, Desa Terusan, dan Desa Tribun Jaya. Sementara itu korban terdampak dari peristiwa banjir yang melanda ini mencapai 221 Kepala Keluarga (KK) atau sejumlah 754 jiwa.
Guna merespons banjir yang merendam hingga rumah warga tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ketapang telah menurunkan tim reaksi cepat untuk melakukan kaji cepat di lokasi terdampak hingga penanganan seperti membantu warga mengevakuasi harta benda serta evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman.
Tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir yang melanda ini. Hingga saat ini, BPBD Kabupaten Ketapang yang dipimpin oleh Kepala Pelaksana bersama instansi terkait melanjutkan upaya penanganan di lokasi terdampak. Adapun kondisi terkini banjir berangsur surut.
Sementara itu perkembangan penanganan bencana banjir di Bali yang difokuskan pada operasi pencarian dan pertolongan (SAR), saat ini telah resmi dihentikan berdasarkan surat Berita Acara nomor: BA-21/OPS.02.04/IX/SARDPS-2025 tanggal 16 September 2025.
Penghentian operasi SAR tersebut disepakati melalui pertemuan dan rapat evaluasi pelaksanaan SAR yang dihadiri oleh tim gabungan dari Basarnas, Polda Bali, BPBD, hingga relawan. Adapun kesepakatan tersebut didasari dari berakhirnya periode operasi SAR selama tujuh hari.
Kendati demikian, melalui hasil evaluasi SAR Mission Coordinator bersama tim SAR Gabungan disepakati bahwa pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan yang dihentikan akan dilanjutkan dengan pemantauan serta koordinasi dengan hasil dari delapan korban yang dilaporkan hanyut terbawa arus sungai dan satu orang korban tidak ditemukan dan dinyatakan hilang.
Sementara itu, apabila di kemudian hari ada tanda-tanda informasi keberadaan korban, maka pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan dapat dibuka kembali untuk membantu pelaksanaan evakuasi.
Hingga sejauh ini, total korban jiwa pada banjir di Bali ini tercatat berjumlah 18 orang meninggal dunia dan 6.309 KK terdampak. Selain itu, kerugian materil yang diakibatkan dari banjir ini mencakup 520 unit fasilitas umum rusak, 3 jembatan putus, 23 titik jalan rusak, 82 tembok/penyengker jebol, dan 194 unit rumah rusak. Kota Denpasar mengalami kerusakan sebanyak 474 fasilitas umum rusak, sementara Kabupaten Jembrana paling terdampak pada rumah warga dan infrastruktur jalan. Di Kabupaten Karangasem, 1 jembatan dilaporkan putus, 47 rumah rusak, serta 14 bendungan terdampak.
BNPB mengimbau kepada masyarakat maupun pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaannya terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan maupun cuaca ekstrem selama beberapa hari ke depan yang dapat mengganggu aktivitas harian.
Hal ini menyusul peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG terkait adanya potensi hujan sedang hingga ekstrem yang diperkirakan terjadi pada tanggal 17 hingga 18 September 2025 di sejumlah wilayah Indonesia.
Pemerintah daerah diharapkan dapat menyiapkan langkah antisipatif dan penguatan koordinasi lintas sektor mulai dari BPBD, aparat desa, hingga lingkungan rukun warga dan rukun tetangga. Selain itu, pemetaan wilayah seperti rawan banjir, longsor, genangan air, maupun angin kencang perlu diperbaharui secara berkala.
Sementara itu, bagi masyarakat dapat senantiasa memantau informasi dan prediksi cuaca secara berkala dari instansi. Waspada terhadap potensi cuaca ekstrem apabila hendak melakukan aktivitas luar ruang dan jauhi lokasi-lokasi yang terdapat bangunan tinggi seperti pohon maupun baliho yang dapat terganggu akibat adanya angin kencang. Menjaga kebersihan lingkungan, saluran air, dan tidak membuang sampah sembarangan dapat membantu meminimalisir risiko banjir dan genangan di lingkungan permukiman. (AS)
Facebook : @InfoBencanaBNPB
Twitter : @BNPB_Indonesia
Instagram : @bnpb_indonesia
Youtube : BNPB Indonesia