UKLIK.NET – Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Sragen akhirnya hanya diikuti satu pasang calon saja. Segala daya upaya dan jerih payah , Calon Bupati Sukiman yang berpasangan dengan Iriyanto ( KITO ) akhirnya sia-sia. Sukiman menyatakan dirinya menyerah dan menyerahkan Sragen dikelola dengan ala lalu , artinya dipimpin oleh incumbent yang akan bertarung tanpa lawan.
Pokok pangkal masalah , kegagalan Sukiman menyerah dan gagal menjadi Calon Bupati karena hingga peluit terakhir dibunyikan KPU Sragen , Sukiman – Irianto ( KITO ) tidak mendapat rekomendasi dari Partai Keadilan Sejahtera. Tentu saja , dengan hanya berbekal rekomendasi dari Partai Gerindra , Sukiman tidak memenuhi syarat untuk mendaftarkan diri sebagai Calon Bupati.
Kegagalan Sukiman menjadi Calon Bupati , membuat pria asal Mojokerto Kedawung Sragen ini membuat perhitungan perhitungan politik untuk masa yang akan datang. Setidaknya untuk Pilkada tahun 2024 Sukiman bertekat untuk tetap maju , meski tanpa partai dirinya akan maju secara independent.
Sebagai putra asli Bumi Sukowati , Sukiman sudah mulai tampil didepan warga dalam dua tahun terakhir ini. Dengan ketrampilannya mendalang Sukipan sering tampil dengan menyatakan kebanggaannya sebagai putra asli Sragen dan ingin berbhakti untuk warga Sragen.
Namun sayang , gerakan politik untuk tampil dalam Pilkada 2020 mendatang pupus ditengah jalan. Konsolidasi Sukiman dengan para politisi senior sejak Maret 2020 akhirnya sia-sia ketika dukungan partai politik ternyata kurang saat akan mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum. Sempat mendapat rekomendasi dari Partai Gerindra dengan 5 kursi di DPRD , Sukiman berharap mendapat dukungan dari Partai Keadilan Sejahtera yang mempunyai 6 kursi di DPRD. Namun , hingga peluit akhir dibunyikan KPU Sragen pada Minggu 13 September pukul 24.00 , PKS belum juga memberi rekomendasi kepada Sukiman , hingga pintu untuk Sukiman tertutup untuk maju menjadi Calon Bupati.
Pada Senin sore 14 September 2020 , Sukiman menghadirkan ratusan pendukungnya , dikediamannya Desa Mojokerto Kedawung Sragen , untuk menyatakan diri menyerah dalam pentas Pilkada 2020. Namun pada kesempatan tersebut , Sukiman mengajak para pendukungnya untuk tetap solid , dengan mempersiapkan diri pada Pilkada berikutnya. Sukiman berharap kepemimpinan di Sragen diisi oleh orang yang pernah merasakan hidup susah seperti dirinya , sehingga mempunyai tekat untuk mengangkat orang orang dari jerat kemiskinan.
” Disini saya mengumpulkan orang orang yang kapabel , politisi politisi senior di Sragen dan ini adalah aset . Sebagai new comer bisa saya hanya kerja , tapi kehadiran teman teman dari Korcam hingga Kordes ini bisa menelorkan new leader , dengan membawa rangkaian perubahan perubahan di Sragen” ujar Sukiman, kepada wartawan , yang menemuinya sebelum menggelar konsolidasi dengan pendukungnya.
Menanggapi kondisi politik jelang Pilkada kali ini , politisi senior Kabupaten Sragen , Rus Utaryono menyebut Sukiman dan Irianto menjadi korban dari kapitalisasi proses Pilkada oleh partai. Karena sejak awal , Sukiman sudah meyakinkan kepada masyarakat agar ada alternatif , dan pilihan harus kualitatif , seperti moral – manajerial dan integritas serta intelektualnya.
Namun ternyata , partai politik mempunyai ukuran bahwa seorang layak maju diukur dari kemampuan finansialnya.
” Pak Sukiman menawarkan kepada partai-partai , bahwa rakyat memerlukan kepemimpinan yang mempunyai kualifikasi itu. Jadi , saya mengikuti sejak awal , Pak Sukiman ini korban kapitalisasi partai politik , yang didominasi oleh kepentingan pragmatis,” pungkas Rus Utaryono , mantan legislator dari PPP Sragen ini kepada reporter uklik.net di kediaman Sukiman , Mojokerto Kedawung, Senin(14/9) sore. ( Tim Jurnalis UKLIK.NET )