uklik.net – Program penghapusan tato gratis yang digelar RSUD Kebayoran Lama bersama Baznas-Bazis DKI Jakarta bukan hanya sekadar layanan medis, melainkan ‘jalur hijrah’ bagi banyak warga.
Ahmad Sopian, yang memiliki tato bergambar Garuda besar di punggungnya, mengaku merasa terbantu secara signifikan. “Alhamdulillah, sangat terbantu banget karena terus terang ada juga yang ngomong di dokter itu sangat mahal kalau untuk penghapusan tato,” ungkapnya saat ditemui pada Kamis (14/8/2025) di RSUD Kebayoran Lama seperti dilansir dari Antara.
Menurut Ahmad, penghapusan tato besar seperti miliknya bisa memakan waktu hingga tujuh kali perawatan—bahkan bisa lebih. Dengan adanya program gratis ini, dia tak hanya menghemat biaya, tetapi juga waktu yang selama ini terasa berat.
Setelah proses penghapusan berlangsung sekitar satu jam, area tersebut disalep, diperban, dan diwajibkan benar-benar terhindar dari air atau sabun selama lima jam. “Lebih sakit membuat tato daripada menghapusnya,” ujarnya penuh candaan, tapi serius.
Ia berharap program seperti ini terus berlanjut khususnya di Jakarta Selatan, dan berencana melanjutkan perawatan hingga selesai: “Insya Allah akan saya lanjutkan lagi sampai selesai.”
Tiwi, peserta lainnya, sudah dua kali mengikuti program ini. “Sudah dua kali saya ikut hapus tato. Saya ingin lebih bersih dari sebelumnya, ingin lebih baik lagi intinya,” tuturnya dengan riang.
Kuota Terbatas
Program ini terbuka untuk 100 peserta ber-KTP Jakarta Selatan. Pendaftaran dilakukan secara online hingga 10 Agustus 2025, dengan pengumuman peserta terpilih pada 13 Agustus, dan pelayanan dilakukan pada 14 Agustus 2025, mulai pukul 08.00 hingga 15.00 WIB.
Sebelum dapat layanan, peserta menjalani serangkaian prosedur medis: cek tekanan darah, pengambilan sampel darah, konsultasi dokter, hingga pemberian anestesi. Jika ditemukan kondisi kesehatan yang mengandung risiko, calon peserta dapat dibatalkan keikutsertaannya demi menjaga keselamatan.
Pertama Kali, dan ‘Hijrah’
Menurut Direktur Utama RSUD Kebayoran Lama, Yenny Nariswari, ini adalah kali pertama program hapus tato digelar sebagai bagian dari perayaan ulang tahun ke-7 rumah sakit. Tahun sebelumnya, perayaan hanya mencakup sunat massal dan pemeriksaan mamografi gratis
Tomy Fudihartono, Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Kota Jakarta Selatan, menggambarkan program ini sebagai wujud nyata kepedulian pemerintah. Ia menyebut bahwa layanan ini adalah bentuk dukungan masyarakat yang ingin “hijrah” ―menjadi lebih baik― dengan bantuan dana Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS). (rih)