UKLIK.NET – Sekitar 150 perantau asal Kabupaten Sragen mengelar silaturahmi dengan membawa anak istrinya pada Selasa 18 Mei 2021. Mereka adalah para perantauan yang berdagang dengan memasarkan parabot rumah tangga yang dikenal dengan ikon sepuluh ribu tiga. Mereka sebagian besar merantau dikawasan Indonesia timur mulai dari kawasan Kalimantan – Sulawesi – NTT hingga Papua.
Memanfaatkan suasana libur lebaran hari raya Iedul Fitri 1442 Hijriyah , ratusan perantauan asal Sragen berkumpul dan bersilaturahmi. Mereka ikut dalam sebuah acara di taman kuliner jos gandos yang ada di Jirapan Kedawung , Sragen sisi selatan.
Seakan menjadi moment untuk berkangen kangenan , para perantauan ini bercengkerama dan berbagi kisah dengan sesama perantau saat berada di daerah seberang. Semangat untuk mengangkat kesejahteraan keluarga menjadi motivasi mereka untuk berjuang dengan meninggalkan keluarga dan bertarung dengan kerasnya kehidupan diseberang lautan.
Rata rata dari perantau ini adalah warga di Kecamatan Masaran Sragen. Sebagian dari mereka juga berasal dari daerah Mojogedang Karanganyar yang berbatasan dengan Sragen . Mereka berdagang menjadi tenaga pemasar untuk produk produk parabot rumah tangga , yang didistribusi oleh salah satu perusahaan yang berpusat di Masaran yaitu PDS milik pengusaha muda Budiono Rahmadi.
Menurut Budiono , banyaknya perantau pedagang asal Sragen ini , menjadi bukti bahwa salah satu potensi perekonomian warga di Bumi Sukowati ini adalah berdagang. Tradisi berdagang ini beriringan dengan kondisi sawah dan ladang yang luas dengan julukan gemah ripah loh jinawi , sehingga Kabupaten menjadi salah satu lumbung padi nasional dengan peringkat sepuluh besar.
” Kita bersyukur Sragen ini selain pertaniannya subur , warganya juga giat berdagang hingga ke berbagai pelosok tanah air . Ini potensi yang luar biasa,” tandas Budiono Rahmadi , Owner PDS Group yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Sragen , kepada UKLIK.NET disela-sela acara silaturahmi para perantau ini.
Tradisi merantau dan berdagang warga Sragen khususnya yang berasal dari kawasan Sepat dan sekitarnya di Kecamatan Masaran Sragen sudah dirintis sejak tahun 1970-an. Para pionir pedagang kelilingan asal Masaran ini merampah berbagai daerah dengan memasarkan peralatan rumah tangga seperti pisau – gayung – ember dan sebagainya. Hingga muncullah pengusaha pengusaha muda , dengan berinovasi memasarkan parabot rumah tangga dengan ikon yang terkenal yaitu sepuluh ribu tiga.
Kini para salesman itu telah tersebar dihampir seluruh daerah ditanah air. Kesejahteraan mereka juga mulai meningkat bahkan banyak diantara mereka yang bisa mandiri serta menjadi pengusaha yang sukses.
Sugimin asal Sepat , salah satu sales yang merantau di Kabupaten Batulicin Kalimantan Selatan mengaku sangat menikmati pekerjaan ini. Sugimin sudah sejak 2012 menjadi perantau yang diawalinya didaerah Sulawesi. Seiring peningkatan omsetnya , Sugimin bisa rutin pulang kampong sekitar tiga bulan sekali. Dia juga bercita cita kedepannya bisa mandiri dengan mendirikan grosir di luar jawa. ( Safrudin – Tim Jurnalis UKLIK.NET )