uklik.net – Sragen – Media asing The Straits Time , salah satu media berpengaruh di Asia , ikut ikutan memberitakan keberadaan rumah hantu , sebagai rumah isolasi para pemudik , di Desa Sepat , Kecamatan Masaran , Kabupaten Sragen.
Melalui judul berita ” Indonesia locks coronavirus quarantine violators in a ‘haunted house’ to scare them into observing lockdown rules ” media ini melengkapi gambar fotonya ketika seorang relawan memasuki rumah isolasi yang disebutnya rumah hantu ini.
Selain The Straits Time , media sing lainnya yang ikut mengangkat berita ini adalah The Daily Mail Online serta Channel News Asia. Mereka menjadikan berita ini diantara berita berita lain terkait Coronavirus yang sedang mewabah diberbagai negeri.
” Jadi , rumah isolasi , rumah hantu ini kreatifitas kita kita. Sehingga warga tidak strees hanya dengan info info Covid-19 saja , seperti ODP , PDP , Sosial Distance , Pysichal Distance , itu dari Gubernur , presiden hingga Kades sama saja. Sehingga adanya rumah hantu ini merupakan sarana untuk lebih mensosialisasi pencegahan penyebaran Coronavirus,” tutur Budiono Rahmadi , kepada reporter uklik.net , Kamis(23/4) pagi , di lokasi yang tak jauh dari rumah hantu.
Rumah Karantina pemudik yang berada di Desa Sepat Masaran Sragen imi sempat viral karena dinilai unik dan kreatif. Rumah karantina yang dijuluki sebagai rumah hantu ini , menjadi tempat isolasi warga pemudik yang dinilai membandel tidak tertib aturan.
Kabupaten Sragen yang masuk dalam katagori zona merah dan telah ditetapkan dalam KLB Covid-19 menggerakkan seluruh warganya didesa desa untuk ikut mencegah penyebarluasan Coronavirus.
Seperti yang terlihat di Desa Sepat Masaran , tepatnya di Dukuh Wonorejo yang warganya menyebut sebagai kampung dagang , warga melalui koordinator Kepala Desanya membetuk Satgas Desa untuk ikut mencegah penyebaran Corona Virus.
Secara total , jumlah warga Desa Sepat tercatat ada 9434 jiwa. Sedangkan padukuhan terdiri dari ; Wonorejo – Tembokrejo – Plosorejo ( Kebayanan 1 ) , Pucuk – Dawungan
– Gelangan – Mojoroto – Sarirejo – Pilangbangu ( Kebayanan 2 ) sedangkan Sepat –
Gandu – Tekikrejo – Jatirejo – Seketeng ( Kebayanan 3 ).
Sebuah bangunan bekas gudang yang tak jauh dari Pasar Pucuk sepat , yang diketahui milik Kades Mulyono , dijadikan lokasi karantina orang orang yang dinilai membandel. Rumah ini oleh warga sering dijuluki sebagai rumah hantu karena lama tak dipakai dan dinilai angker.
Salah satu warga Sepat Masaran , Budiono Rahmadi , menyebut pendirian rumah hantu sebagai lokasi karantina ini adalah ide kreatif dari warga Sepat. Hal itu terbukti , keberadaan rumah hantu ini menjadi viral dan hampir seluruh negeri melihat lewat ekspos media massa yang viral.
Menurut Budiono Rahmadi , warga sepat adalah warga yang sebagian besar pedagang dan sebagian lainnya merantau. Tentu saja banyak diantara warga yang akan mudik. Oleh sebab itu , sesuai protokol kesehatan yang telah ditetapkan agar pemudik melakukan isolasi mandiri , maka dibentuklah Satgas Covid ditingkat desa.
Meski pembuatan rumah isolasi seperti ini bukan hal yang wajib , namun berkat kreatifitas warga , membuat sosialisasi pencegahan Coronavirus bisa lebih efektif.
Hingga saat ini , baru tiga warga yang sempat dirumahkan di rumah hantu tersebut , karena dinilai membandel. Namun mereka telah selesai melakukan isolasinya dan dinyatakan lulus. (saf)