uklik.net – Tugu Selamat Datang Bundaran HI terletak di tengah persimpangan Jalan MH Thamrin, dengan Jalan Imam Bonjol, Jalan Sutan Syahrir, dan Jalan Kebon Kacang di Jakarta Pusat. Dinamakan Bundaran HI karena bentuknya yang memang berupa jalan melingkar dan dekat dengan Hotel Indonesia.
Sejarah pembangunan Bundaran HI terkait erat dengan riwayat keberadaan Monumen Selamat Datang yang ditempatkan di tengah kolam bundar tersebut.
Zaenuddin HM dalam buku 212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe (2012) menuliskan, gagasan pembangunan Patung Selamat Datang dicetuskan oleh Presiden RI pertama, Ir Sukarno. Ide ini bermula dari obrolan santai antara Bung Karno dengan para seniman di teras belakang Istana Negara, Jakarta, pada 1959.
Salah satu yang hadir adalah Edhi Sunarso, pematung kebanggaan Indonesia yang pernah memenangkan dua sayembara patung internasional di Inggris.
Sukarno mengungkapkan bahwa ia ingin ada sebuah monumen yang bisa mewakili karakter bangsa Indonesia untuk menyambut para tamu yang akan hadir di Jakarta sebagai tuan rumah Asian Games 1962.
Bung Karno menghendaki Edhie membuat patung setinggi 9 meter dengan bahan perunggu. “Tunjukkan bahwa bangsa Indonesia bangsa yang besar, bangsa yang ramah. Aku beri tugas kau buat patung itu,” titah Sang Presiden.
Edhie sempat ragu lantaran ia belum pernah membuat patung dari perunggu, apalagi dengan ukuran yang diminta Bung Karno. Namun, presiden meyakinkan bahwa Edhie pasti bisa.
Sebagai perancangnya, ditunjuk Henk Ngantung, seniman yang saat itu juga menjabat sebagai Wakil Gubernur Jakarta.
Akhirnya, jelang Asian Games 1962, jadilah karya seni yang diberi nama Tugu atau Monumen Selamat Datang, ditempatkan di lokasi yang kini dikenal sebagai Bundaran HI.
Hotel Indonesia merupakan hotel bintang lima pertama di Jakarta yang juga dibangun dalam rangka menyongsong pesta olahraga terbesar se-Asia itu.
Monumen Selamat Datang berupa patung sepasang pemuda-pemudi menggenggam bunga dan melambaikan tangan.
Patung ini menghadap ke utara yang berarti mereka menyambut orang-orang yang datang dari arah Monumen Nasional (Monas).
Garis sumbu Tugu Selamat Datang dibuat tepat di tengah kolam Bundaran HI, yang seolah menghubungkan pelabuhan Tanjung Priok di sebelah utara dengan kawasan Kebayoran di sebelah selatan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merenovasi Bundaran HI dan Tugu Selamat Datang tahun 2002 pada era Gubernur Sutiyoso. Ditambahkan air mancur dengan lima formasi dan mengandung filosofi khusus, juga rancangan kolam baru.
Selain lima ucapan selamat pagi, selamat siang, selamat sore, selamat malam, dan selamat berhari Minggu, lima formasi itu juga mengandung arti lima wilayah di Jakarta, yakni Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat. Bisa dikaitkan pula dengan Pancasila. (*)