ukliknet – Seniman Kerakyatan (Serak) menggelar aksi teatrikal dan membacakan Puisi Berjudul “KAESANG GATE” di depan Gedung Merah Putih, KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (21/1/22).
Serak menyatakan keprihatinannya dengan situasi nasional belakangan ini. Mereka mengaku kecewa terhadap kondisi di mana keadilan ekologis tidak lagi menjadi prioritas penegakan hukum.
Serak menganalisa selama ini, kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo yang berkaitan dengan kelestarian lingkungan hidup tidak menjadi prioritas KPK.
“Bila para perusak lingkungan bebas melenggang, jangan harap kita mewariskan kebaikan bagi para penerus bangsa. Bila masa kekuasaan dianggap waktu yang wajar untuk mengembangkan bisnis anaknya, kami tidak sependapat. Kami pandang itu sebagai KKN, kolusi dan nepotisme. Karena itu kami juga tidak sepaham dengan mereka yang memuja suatu konflik kepentingan semacam ini,” kata Koordinator Serak, Suryadi dalam keterangannya.
Suryadi juga menyebut, seharusnya semua mengenang sikap bersahaja para pejabat yang sangat disiplin menjaga etika selama menjabat. Sebagai contoh, Kapolri Hoegeng dahulu saat menjabat menutup bisnis keluarganya karena takut bisnis keluarganya menjadi laris karena posisinya sebagai Kapolri.
“Kejujuran semacam keluarga jenderal Hoegeng inilah yang didambakan seluruh rakyat Indonesia dan juga kami di sini untuk dimiliki para pemimpin saat ini,” katanya.
Dalam aksinya, massa Serak membacakan sebuah puisi berjudul “Kaesang Gate”. Berikut isi puisi tersebut:
KAESANG GATE
sekarang zaman edan
hutan-hutan dibakar
rakyat sesak nafas
pembakarnya lepas
denda tak seberapa
lingkungan rusak
ibu pertiwi menangis
negara rugi
rakyat sakit
hewan punah
lingkungan rusak
pembakar hutan aman
berlindung di ketiak penguasa
diangkat jadi duta besar
aparat pun hanya centeng mereka
KPK masih diam membisu
sementara
bisnis cendol pangeran
mereka suntik dana puluhan miliar
bisnis saham
mereka suntik dana puluhan miliar
dan bisnis bisnis lainnya
dan suntikan puluhan miliar lainnya
yang kata pangeran
kita pasti akan lebih kaget
jangan-jangan ada yang ratusan miliar atau triliunan rupiah!?
luar biasa, naudzubillah min dzalik..
ah bukan korupsi!
siapa bilang pangeran tak boleh berbisnis
kata mereka pemuja pangeran
tapi kata kita
rakyat jelata yang susah dan miskin
tindakan pangeran adalah korupsi
pangeran mendagangkan kuasa sang raja
maka kami hadir di sini
demi tuntaskan Reformasi
ini adalah api pembuka….
Gedung KPK,
Jumat Suci, 21 Januari 2022.