Situs ini merupakan situs berlanjut (Multur Comporentsitus)yang dipergunakan sejak masa Prasejarah hingga sekitar abad ke 16 M,terlihat pada tahun 1970 dan 1971 berhasil menemukan sejumlah temuan yang menunjukan Tradisi Megalitik seperti Menhir, Batu Dakon, Susunan Batu Berunduk dan Susunan Batu-Batu Besar.
Sejumlah Arca tipe Megalitik dan Gundukan tanah berupa “Tumulus”(Barrow). Temuan ini berasal dari masa yang lebih muda seperti Fragmen Gelang dari Batu Kapur, Mangkuk Perunggu, Mani-Manik, Kereweng-kereweng dan sejumlah Porselen dari abad 12-16 M.
Hasil ekskafasi dan analisa menujukan adanya bekas perkampungan dengan bentuk rumah perumpak di daerah ini yang berlatar belakang sosial sesuai dengan lingkungannya, berupa Tradisi Upacara Megalitik yang hidup berdampingan dengan Hindhu-Budha (dengan Prasasti sebagai satu buktinya).
Prasasti Ciaruteun sekarang ditempatkan pada lahan berpagar seluas sekitar 1.000 m2 dan dilengkapi cungkup berukuran 8 x 8 m. Prasasti dipahatkan pada sebongkah batu andesit. Prasasti ini ditulis dengan huruf Palawa berbahasa Sansekerta, dituliskan dalam bentuk puisi India dengan irama anustubh terdiri dari 4 baris.
Berdasarkan pembacaan oleh Poerbatjaraka prasasti tersebut berbunyi :
vikkranta syavani pateh
srimatah purnnavarmmanah
tarumanagarendrasya
visnoriva padadvayam
yang artinya sebagai berikut :
“Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia”