uklik.net – SOLO – Remaja putra dan putri di Kampung Penumping beraksi dalam tari kolosal bertitel Jumputan. Ratusan penari itu bergerak dengan iringan musik dengan membawa kain jumputan. Aksi ini berlangsung di halaman Loji Gandrung, rumah dinas Walikota Solo. Acara berbarengan juga dengan Car Free Day di Jalan Slamet Riyadi, Minggu 3 November 2024.
” Saya senang banget bisa ikut aksi ini. Sebagai warga penumping , saya bangga bisa disini ,” ujar Alifia , pelajar SMP Negeri 1 Solo yang bertempat tinggal di kampung Penumping, Laweyan, saat ditemui awak media di halaman Loji Gandrung, Minggu(3/11) pagi.
Alifia menjadi satu diantara ratusan peserta yang sebagian besar adalah pelajar. Mereka ingin beraksi untuk memberi kebanggaan pada kampung halamannya yaitu Penumping.
Sementara pencipta tari Jumputan adalah Dian , koreografer muda yang juga warga Penumping. Menurut Dian , tari Jumputan terinspirasi dari salah satu produk karya warga dikampung Penumping , yaitu kain yang dibatik dengan cara dijumput , sehingga bisa menjadi produk kain sarung dan sebagainya. ” Saya melihat didekat lapangan Penumping itu ada produsen kain jumputan yang sedang dijemur. Dari itulah saya bikin tari brrnama Tari Jumputan,” tandas Dian. Karena mengangkat tema kain jumputan, maka para penari membawa kain kain jumputan berwarna-warni. ” Tari ini adalah yang kedua kali saya ciptakan, yang pertama dulu kita tampilkan saat berlangsungnya Musrenbang Kalurahan Penumping.
Tak hanya di Loji Gandrung, festival budaya Penumping juga digelar di Kawasan Tugu Kebangkitan Nasional atau biasa disebut tugu lilin.
Kegiatan budaya kolosal seperti ini sangat positif bagi anak anak muda kreatif, agar bisa mengekspresikan ide dan keterampilannya. (( Tim Jurnalis uklik.net – Safrudin ))