uklik.net – Maraknya pemberitaan tentang moncernya talenta SBY dalam dunia seni rupa telah mengejutkan publik Indonesia. Meskipun awalnya banyak yang menyangsikan kemampuan tersebut, namun seiring karya lukisan SBY yang semakin banyak dengan kualitas yang semakin baik, publik pun mulai terpukau. Berbagai karya SBY yang dipublikasikan mulai menuai pujian dari tokoh politik hingga seniman. Tak heran bila hal tersebut menginspirasi sejumlah pihak, tak terkecuali Siti Nur Azizah, puteri Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin.
“Saya benar-benar tidak menyangka bakat Pak SBY dalam bidang seni rupa sebaik itu. Selain pandai bernyanyi, mencipta lagu, menulis puisi, rupanya Pak SBY juga pandai melukis. Awalnya sih biasa saja, tetapi selanjutnya goresnnya semakin luar biasa. Saya diam-diam mengaguminya”, ungkap founder SNA Initiative ini di Jakarta.
Bukan hanya mengagumi, Azizah merasa terinspirasi untuk mengikuti jejaknya dalam dunia seni rupa. Sayangnya Azizah mengaku tak pandai melukis seperti SBY. Hingga akhirnya, dia memilih menyalurkan apresiasinya pada dunia seni rupa tersebut dengan menginisiasi sebuah platform digital dengan nama deGaleri dengan alamat www.degaleri.com.
“Platform deGaleri ini masih bayi, baru dimulai sehingga belum bisa berbuat banyak. Tetapi setidaknya, platform ini membawa sebuah ide besar bagi para pelaku seni rupa di Indonesia. Selain sebagai ajang pameran digital, deGaleri diharapkan dapat menyajikan informasi seputar dunia seni rupa di Indonesia”, ungkap doktor hukum dalam bidang perlindungan konsumen produk halal ini.
Dalam pandangan Azizah, dunia seni rupa merupakan bagian dari ekspresi jiwa manusia yang diterapkan terhadap sebuah benda. Karena dia berupa ekspresi jiwa, maka setiap karya pasti membawa pesan penting dari kedalaman relung jiwa manusia. Pesan-pesan ini kadangkala tak terungkap dalam komunikasi biasa. Tak heran, sejumlah pihak menjadikan seni rupa sebagai terapi untuk menjaga kesehatan mentalnya. SBY bahkan melukis salah satunya untuk menjalani kehidupan baru yang lebih baik, terutama setelah belahan jiwanya, Ani Yudhoyono berpulang pada 2019 lalu.
“Dengan peristiwa pandemi yang telah berlangsung lama, selain seniman yang menjerit karena menurunnya pendapatan dan sempitnya ruang untuk memamerkan karya, saya juga mendengar ada suara yang lebih keras akibat jiwa dan fisiknya merasa terpenjara. Seperti kita ketahui bahwa sejak pandemi kita tak leluasa keluar rumah untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup. Semoga kehadiran deGaleri bisa memacu lahirnya bakat-bakat terpendam di tengah masyarakat, sekaligus menjadi jalan pembebasan dari ketegangan jiwa yang tak berkesudahan di masa sulit ini,” pungkas pelantun lagu “Ayo Tanam Kelor” ini. (lip)