uklik.net – Jika ada yang mengatakan Depok Kota Termiskin itu berarti dua kemungkinan , pertama dia bukan orang Depok dan hanya sekedar mengkritik tanpa dasar atau dia sekedar menyebar hoax , pembohongan publik untuk kepentingannya. Tudingan seperti ini bisa dibalikkan kalau benar, sekali lagi kalau itu benar pimpinan daerahnya , walikota, wakil dan sekdanya ngapain aja sehingga tak terdeteksi masalah seperti ini. Demikian disampaikan Cahyo Budiman dari LSM Gerakan Lokomotif Pembangunan (Gelombang) Kota Depok.
” Sayangnya kondisi memang tidak seperti yang mereka cuatkan. Buktinya dari data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2024 , dinyatakan angka kemiskinan kota Depok sebesar 2,34 persen. Menjadikannya kota Depok sebagai kota dengan tingkat kemiskinan terendah di Pulau Jawa, ” ujarnya.
“Jadi yang benar yang mana , apa mereka mau bilang data BPS hanya membohongi masyarakat ?! ” tambah Cahyo Budiman.
Bahkan , menurut data tersebut dilihat tren perkembangannya, tercatat bahwa angka kemiskinan Kota Depok mengalami penurunan sebesar 0,04 persen poin dari 2,38 persen pada 2023 menjadi 2,34 persen di 2024. Seperti diketahui dalam menentukan tingkat kemiskinan termasuk di tingkat kabupaten / kota, BPS menggunakan garis kemiskinan sebagai indikator. Penduduk miskin adalah mereka yang berada dibawah garis kemiskinan.
Namun menurut Cahyo kita memang tak bisa berpuas diri, perjuangan mengentaskan kemiskinan harus kita lanjutkan.
” Angka kemiskinan ekstrem di Kota Depok masih tercatat 0,6 persen. Hal itu tentunya yang harus dihadapi Kota Depok dan menjadi tantangan serius dalam upaya menurunkan kemiskinan ekstrem. Harus ada strategi dan kolaborasi berbagai instansi terkait, demi menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera di tahun-tahun mendatang,” paparnya.
Menurut Cahyo Budiman daya tarik Depok yang nyaman sebagai wilayah pemukiman dengan segala kemajuannya baik di tata ruang , perekonomian dan kesehatannya sangat menarik kaum migrasi.
Faktor migrasi menjadi salah satu penyebab utama kenaikan angka kemiskinan ekstrem Hal ini mendorong perlunya penanganan yang lebih intensif dan terintegrasi agar program-program pengentasan kemiskinan dapat berjalan optimal.
Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Depok, Yulia Oktavia, hal tersebut memang berpengaruh pada pengentasan kemiskinan.
“Contoh nyata kenaikan jumlah penduduk mencapai 26.471 jiwa. Dari 2023 penduduk Depok 1.941.360 di tahun 2024 menjadi 1.967.831 . ini sebagian disebabkan peralihan NIK dari Jakarta ke Depok, belum lagi dari daerah lain ini berpengaruh terhadap upaya pengentasan kemiskinan,” ujarnya.
Menurut Cahyo Budiman, selain meningkatkan angka kemiskinan ekstrem , juga ada persoalan seperti ketidak akuratan pendistribusian bansos terutama dari pusat.
” Selain perubahan kondisi penerima seperti sudah meninggal, sudah mampu , cukup banyak warga pendatang ini baru saja mencari kerja, kondisi mereka pun seringkali berpindah-pindah. Tapi inilah PR buat pemerintah kota Depok saat melanjutkan pemerintahan nanti. Tapi yang jelas itu tidak menyebabkan Depok jadi kota termiskin. Janganlah sekedar mengkritik tanpa data valid. Kesannya hanya mencari – cari kesalahan, ” pungkasnya. (d’toro)