uklik.net – Ribuan umat Islam di Soloraya , yang dikoordinasi oleh Dewan Syari’ah Kota Surakarta ( DSKS ) menggelar aksi demonstrasi menolak Rancangan Undang-Undang ( RUU ) Haluan Ideologi Negara ( HIP ) , Minggu Sore 14 Juni 2020 , di Kawasan Gladag, Kota Solo.
Sejumlah tokoh berorasi dari atas mobil komando, seperti Irfan Awwas, Mudrik Sangidoe, Edi Lukito dan Dr. Muinuddinillah Ketua DSKS yang tampil sebagai orator penutup. Tema sentral aksi demo ini adalah kewaspadaan pada kebangkitan Partai Komunis Indonesia ( PKI ).
Massa aksi sempat membakar bendera dengan simbul palu arit, meski fihak kepolisian sempat melarang pembakaran tersebut.
Juru bicara DSKS Endro Sudarsono menyebut, urgensi penolakan ini berada pada salah satu point RUU yang akan mengganti kata ” Ketuhanan Yang Maha Esa ” menjadi ” Ketuhanan Yang Berkebudayaan “. ” Sila Pertama Pancasila itu diartikan sebagai tauhid. Kalo sampai diganti, itu jelas akan diarahkan pada sekulerisme dan liberalisme. Itu jelas ditolak oleh umat Islam, ” tandas Endro, kepada reporter uklik.net yang menemuinya di tengah-tengah aksi massa.
Sementara saat berorasi , Mudrik Sangidoe mengingatkan tentang sejarah kelam yang pernah dilihatnya, yaitu saat pemuda pemuda Islam dibantai oleh orang orang komunis pada tahun 1965 di kawasan Gladak. ” Saat itu ada 23 pemuda yang teman teman saya, dibantai oleh PKI, ” ujar Mudrik.
Disisi lain, Irfan M Awwas yang dikenal sebagai aktifis menyebut, peran umat Islam sangat besar dalam melindungi dan mempertahankan Pancasila. ” Sejak jaman Orde Lama, jaman Pak Harto hingga jaman reformasi, banyak usaha yang akan mengganti Pancasila, terutama kalangan komunis, dan umat Islam selalu tampil melindungi Pancasila, ” Tandas Irfan M Awwas.
Aksi massa yang dikawal puluhan polisi dan dijaga sejumlah Satgas Ormas Islam seperi Kokkam Muhammadiyah dan FPI, berakhir sekitar pukul 15.00 saat waktunya sholat Ashar. ( Saf )