uklik.net – Semarang – Setelah diangan-angan sejak tahun 2000, pendirian Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Raudlotut Tamyiz Kelurahan Mlatibaru Semarang Timur, akhirnya terealisasi. Peletakan batu pertama pembangunan, dilaksanakan Jumat (04/06/2021) oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen dan pembina pondok pesantren Habib Hasan Al Jufri.
Gus Yasin, sapaan akrab Wagub berharap, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Raudlotut Tamyiz kelak tidak hanya mengajarkan hafalan Qur’an saja. Tetapi, mengajarkan isi yang terkandung dalam Al-Qur’an, salah satunya mengenai toleransi.
“Saya berharap dengan adanya Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Raudlotut Tamyiz bisa menerjemahkan apa yang difirmankan Allah tentang kehidupan, baik kehidupan bagi kita masing-masing, individu, maupun sosial yang diajarkan. Itu harus dipelajari juga. Tidak hanya menghafal qur’an,” pesan dia.
Pihaknya menjelaskan, dalam agama islam, terdapat hukum fardhu ain dan fardhu kifayah. Aktivitas fardhu ain, seperti salat lima waktu, puasa di bulan Ramadan, dan membayar zakat fitrah, mengantarkan hubungan umat Islam kepada Allah. Sementara fardhu kifayah, adalah aktivitas yang menjadi kewajiban bersama. Sebelum ada yang memulai mengambil inisiatif, semuanya memiliki tanggung jawab.
“Fardhu kifayah ini diperintahkan dalam Al-Qur’an, terkait bagaimana kita memakmurkan bumi Allah. Sehingga tidak semua bisa mengikutinya. Seperti (belajar) ilmu kedokteran, ilmu fisika, dan sebagainya. Tidak semua kita wajib mempelajari itu, termasuk bagaimana merawat bumi ini. Sehingga ini semua harus dipadukan. Dan itu juga sudah terjadi di dalam kisi-kisi pembelajaran dalam Islam,” urainya.
Sejalan dengan harapan Wagub Taj Yasin, Pembina Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Raudlotut Tamyiz, Habib Hasan Al Jufri menginginkan, agar Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Raudlotut Tamyiz bisa menjadi tempat yang memancarkan cahaya Al-Qur’an. Pondok yang berhasil mendidik santriwan dan santriwati menjadi generasi sholih-sholihah, dan diberi kemuliaan sifat qur’ani. (once)