uklik.net – Kementerian Sosial RI (Kemensos) memfasilitasi dua (2) tuna wisma yang berniat kembali ke kampung halamannya. Mereka adalah Hakim (70) dan Salwa (14) yang sebelumnya ditemukan Menteri Sosial RI (Mensos) Tri Rismaharini di jalan dengan gerobaknya.
Hakim (70) yang berasal dari Bengkulu, sudah menjadi manusia gerobak sejak 10 tahun yang lalu. Adapun Salwa (14) yang menjadi manusia silver, sejak berusia 12 tahun sudah tinggal di gerobak berasal dari Sukabumi, Jawa Barat.
Hakim mengaku data kependudukan miliknya seperti KTP, hilang. Sedangkan, Salwa belum memiliki KTP dan tidak punya kartu identitas lain.
Keduanya hadir dan menemui Mensos di Kantor Kemensos yang beralamat di Jalan Salemba No. 28, Jakarta. Mensos membuka dialog dengan Hakim dan Salwa. Kepada keduanya, Mensos menawari agar bersedia mendapat layanan di Balai milik Kemensos.
Di hadapan Mensos, Salwa kerap menangis. Ia mengaku ingin pulang ke Sukabumi daripada di Balai. Dengan alasan bahwa, dirinya pernah ditampung di Panti daerah Kedoya, Jakarta Barat, dan mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan.
“Ya sudah, yang lalu biarkanlah berlalu. Kamu bener ingin balik ke kampung mu? Tapi kamu harus kuat. Jangan nangis terus ya,” ujar Mensos kepada Salwa, Selasa (18/5/2021).
Kepada keduanya, Mensos juga berencana memberikan bantuan sosial. Namun terlebih dulu, mereka harus memiliki identitas kependudukan.
“Nanti Bapak, kami bantu mendapatkan bansos, di daerah Bapak di Bengkulu sana. Nanti Balai Kemensos akan membantu,” ucap Mensos kepada Hakim.
Di kesempatan itu, Dirjen Rehabilitasi Sosial Kemensos Harry Hikmat mengatakan, Hakim dan Salwa sudah ditawari untuk bisa mendapatkan layanan di Balai milik Kemensos. Namun keduanya berkeras memilih kembali ke daerah asal mereka.
“Alasannya pernah mendapat perlakuan kurang menyenangkan saat dalam penanganan oleh Satpol PP. Jadi ada semacam trauma kalau menjalani pelayanan di dalam Panti atau Balai. Tapi, saya kira Satpol PP sudah ada transformasi lebih humanis sekarang. Sesuai arahan Ibu Mensos, kita akan kasih fasilitas kemauan mereka,” ungkap Harry.
Ia memastikan bahwa, Kemensos akan memastikan proses kepulangan Hakim dan Salwa dengan mendapatkan dukungan penuh. Melalui Bandara Halim Perdana Kusuma maka, Hakim terbang ke Bengkulu didampingi satu anggota Team Reaksi Cepat (TRC). Sementara Salwa diantar ke Sukabumi melalui jalur darat.
Selain itu, Kemensos juga memastikan, keduanya akan mendapatkan bantuan sosial, apakah itu berupa Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)/Kartu Sembako, atau Bantuan Sosial Tunai (BST).
“Kami sedang siapkan. Untuk itu, terlebih dahulu mereka harus memiliki KTP. Mereka sebelumnya punya KTP tapi hilang. Jadi nanti tinggal ke disdukcapil lalu di-print,” pinta Harry.
Untuk keperluan itu, Kemensos akan mendampingi, termasuk kepada Hakim yang bermukim di Bengkulu.
Kepada Mensos, Hakim berulang kali meluapkan kegembiraannya dan memgucapkan terima kasih.
“Sudah dari dulu saya mau pulang. Tak ada uang. Saya mulung dapat uang tapi, dicuri orang. Tiap kumpul uang dicuri orang. Makan susah, tidur juga susah,” imbuhnya.
Maka dari itu ketika bertemu Mensos, Hakim mengaku sangat gembira. “Saya diantar balik, dan dikasih makan, dikasih baju. Katanya juga mau dapat bantuan. Terima kasih Ibuu Mensos,” ucapnya. (jim)