uklik.net – Setelah Rumah Demokrasi Nelayan (Raden) dideklarasikan (31/5) sebagai wadah perjuangan melawan limbah, nelayan Marunda terus bergerak dengan membangun Sentra Produksi Ikan Asin dan menandatangani MoU bersama mitra kerja baru.
“Begitu Raden terbentuk, kami langsung bekerja. Sebab tantangan di pantai Marunda begitu nyata. Sekali saja kita menunda, nelayan akan semakin menderita,” ungkap Ajid yang ditunjuk Raden sebagai ketua program Sentra Produksi Ikan Asin (Sepia).
Brand Ikan Asin Sepia ini digagas untuk memanfaatkan melimpahnya hasil tangkapan ikan tembang. Ikan yang masuk dalam marga sardenella tersebut selama ini dijual kepada tengkulak dengan harga yang kurang layak sebagai bahan baku pakan ternak.
“Kami ingin meningkatkan nilai tambah pada ikan tembang dengan mengubahnya menjadi ikan asin yang sehat tanpa formalin. Sehingga harga jual di pasaran akan lebih baik. Dengan cara ini kesehatan masyarakat pecinta ikan asin di Indonesia akan terlindung sekaligus kesejahteraan nelayan akan meningkat”, ungkap Ajid.
Menurut Ajid, nelayan sering gagal melaut karena ombak, modal atau bahan bakar. Dengan adanya program ini nelayan diharapkan dapat mengisi waktu luang sekaligus menghasilkan uang. Selain dikerjakan oleh para lelaki, program ini juga melibatkan perempuan dan anak muda di kampung nelayan.
Sementara Eko Suryono, ketua Presidium Nasional Pusat Peranserta Masyarakat (PPM) mengaku gembira bisa bekerjasama dengan nelayan Marunda. Sebuah MoU telah ditandatangani di Kedai Kopi Goenoeng yang berlokasi di bilangan Tipar Cakung Jakarta Timur.
“Kami bertekad mendukung Raden sebagai garda depan dalam pengembangan ekonomi kerakyatan di kawasan pantai. Kalau nelayan sejahtera, pantai akan lebih lestari,” ungkap salah satu investor di Wong Solo Group ini.
Pria yang merupakan pemilik jaringan usaha Warmindo Group ini mengatakan bahwa PPM memang lahir untuk melakukan pemberdayaan masyarakat. Karenanya melalui organisasi yang dipimpinnya diharapkan dapat membantu agar nelayan Marunda lebih berdaya.
Tak hanya menandatangani MoU dengan nelayan, Eko juga mengunjungi Pantai Marunda dan berinteraksi dengan warga kampung di sana.
“Saya melihat langsung betapa nelayan tak berdaya dihajar sampah kota. Ini sebuah sinyal ketidakadilan yang harus kita lawan bersama. Caranya bagaimana? Ya dengan membeli dan mengembangkan produknya agar mereka semakin berdaya. Kalau nelayan berdaya, dia akan mampu menjawab tantangan lingkungannya”, ungkap Eko.
Pimpinan organisasi bentukan Adi Sasono (mantan menteri koperasi) ini mengakhiri kunjungannya dengan memborong produk perdana Ikan Asin Sepia. Nampak para nelayan pun gembira. (red)