uklik.net -SOLO – Kota Solo Jawa Tengah yang sempat diguyur hujan , pada Jumat ( 1 Maret 2024 ) sore menjadi sedikit panas oleh adanya aksi demonstrasi dikawasan Jensud , tepatnya didepan kantor Gibran Rakabuming Raka Balai Kota Surakarta.
Aksi memprotes penyelenggaraan demokrasi yang carut marut saat ini , diinisiasi oleh Gerakan Nasional Penyelematan Kedaulatan ( GNPK ) Kota Solo.
Koordinator aksi sekaligus inisiator GNPK , Muhammad Taufik , menyebut kondisi negara sedang kacau terutama saat penguasa menempatkan kekuasaan sebagai panglimanya. Padahal seharusnya , hukum harus menjadi panglima sehingga semua tunduk pada hukum.
” Jadi ada dua hal yang kita suarakan dalam aksi demo ini. Pertama negara harus menjadi negara hukum dan segala permasalahan diselesaikan secara hukum bukan secara politik. Kedua , kedaulatan itu milik rakyat , maka rakyat harus berdaulat , dan yang terjadi saat ini rakyat disogok dengan bansos beras , sementara sesudahnya rakyat sulit beli beras,” tandas Muhammad Taufik , ditemui wartawan disela sela aksi demo didepan Balai Kota Solo , Jumat(1/3) sore.
Dikatakan Taufik , aksi ini melibatkan sejumlah elemen masyarakat yang selama ini bersuara kritis kepada rezim penguasa. Beberapa orator senior tampil dipodium menyampaikan pernyataannya.
Terlihat dimobil komando berorasi antara lain , Tokoh Mega Bintang Mudrick Sangidoe , Aktifis 98 Farid Umar Assegaf , Mala Khunaefi , politisi perempuan Wuri Baret dan beberapa aktifis mahasiswa Solo yang memakai jas almamaternya.
Beberapa spanduk yang dibentangkan dalam aksi ini , diantaranya diskualifikasi Gibran , makzulkan Jokowi , tolak oligarki.
Karena berada dilokasi obyek vital , pengamanan aksi ini juga terlihat ketat. Kapolres Solo Kombes Iwan Saktiadi memimpin langsung pengamanan aksi ini. Lalu lintas dijalan Jensud juga terlihat padat , dan tidak ada pengalihan arus lalu lintas.
Aksi ini memang membangkitkan lagi memorial 98 yang penuh heroisme. Aktifis 98 Farid Umar Assegaf misalnya , mengaku tergerak hatinya melihat keadaan demokrasi yang diperjuangkan oleh Reformasi 98 , saat ini dikacau oleh rejim penguasa.
” Sebetulnya beberapa hari ini saya sedang sakit parah , tapi hati saya terpanggil lagi dengan aksi ini,” ujar Farid Umar Assegaf, yang dikenal kritis menyuarakan keadilan.
Hal yang sama juga dikatakan oleh M. Taufik , yang menyebut aksi ini mengulang lagi Mimbar Bebas yang pernah dilakukan sebelum kejatuhan Presiden Suharto pada 1998.
” Waktu itu banyak elemen beraksi ditempat ini juga , sampai akhirnya Suharto lengser. Kita akan terus bergerak , tak hanya Balai Kota , kita juga akan datangi berbagai lokasi seperti KPU,” imbuh M.Taufik , yang saat Reformasi 98 menjadi Anggota DPRD Solo dari PPP.
Kini , mereka para aktifis di Kota Solo kembali bergerak. Mereka ingin mengulang sukses Reformasi 98 dengan berbagai tuntutan seiring berlangsungnya Pemilu 2024 yang dinilainya penuh kecurangan dan inkonstitusional. ( Tim Jurnalis uklik.net – SAFRUDIN )