SOLO – UKLIK.NET – Kesibukan para pengrajin cat motor dan mobil di kawasan Kestalan Banjarsari, mulai menggeliat. Perekomian rakyat kecil , perlahan mulai kembali bergairah. Hal itu setelah Pemerintah Daerah, mengizinkan mereka untuk membuka usahanya, di tengah trend menurunnya jumlah penderita corona, hingga penurunan ke level mendekati normal.
Kesibukan tampak pada para pengrajin berada di deretan usaha pengrajin pengecatan kendaraan bermotor yang ada di jalan Tanimbar, Kestalan, Banjarsari, Solo.
Apabila sebelumnya akibat pandemi Corona, Pemkot Solo, Meminta mereka untuk sementara menutup usaha, guna mencegah penyebaran virus Corona, maka saat ini mereka sudah kembali melakukan pekerjaan seperti biasanya yakni mengecat kendaraan baik roda 2 atau 4 milik orang yang datang ke tempat tersebut.
Tercatat ada 30 orang pengrajin pengecatan dilokasi yang berada tidak jauh dari stasiun solo balapan tersebut.
Di jalan sepanjang 200 meter tersebut, pengrajin sejak pagi pukul 08.00, terlihat melalukan proses cat ulang, dengan terlebih dahulu membersihkan atau mengerok cat asli yang telah pudar.
Setelah bersih, barulah mereka mengecat kembali kendaraan dengan cat baru dengan warna sesuai permintaan pemilik kendaraan roda 2 atau 4. Sedikitnya nembutuhkan waktu 2-3 jam bagi pengrajin pengecatan, untuk menyelesaikan pekerjaannya tersebut.
Diantara pengrajin pengecatan tersebut, adalah Wahid, ia sudah 15tahun menggeluti usaha tersebut. Yang mengejutkan laki-laki 28 tahun yang telah memiliki 1 anak tersebut, merupakan mantan pesebakbola. Dalam pengakuannya , Wakhid menyebut pernah bermain untu club’, seperti Persebaya, Persis solo, Mita kukar dan sejumlah club tanah air lainnya.
Sementara tentang profesi yang saat ini digeluti, diakui sudah dilakoni sejak kecil, berawal dari membantu kakaknya yang memiliki usaha pengecatan.
Baginya tidak ada kata minder atau malu dengan usaha tersebut bahkan ia bersyukur telah memiliki usaha tetap meskipun dengan hasil yang fluktuatif, dibanding dengan teman-temannya di klub sepakbola yang saat ini banyak menganggur, karena ketidakjelasan sepakbola tanah air. ” Ya kadang ada kadang nggak. Tapi setiap hari satu dua pasti ada yang kesini,” ujar Wakhid , ditemui UKLIK.NET disela-sela kesibukannya, Kamis(7/10) siang.
Sementara untuk tarif yang ia kenakan, bagi orang yang mamakai jasanya untuk pengecatan ulang, di patok yakni mulai 50ribu sampai jutaan rupiah, tergantung dari seberapa banyak dan tingkat kesulitan, dari kendaraan yang dilakukan cat ulang.
Hal hampir serupa disampaikan, Hadi, 60 tahun. Bapak 3 anak dengan 7 cucu ini, mengaku telah 10 tahun, bekerja sebagai pengrajin pengecatan kendaraan bermotor. Namun ia bukan sebagai pemilik usaha tetapi ikut bekerja membantu majikannya.
Hadi mengaku, bersyukur kembali bisa menjalankan rutinitas, sehingga ia bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. ( Tim Jurnalis UKLIK.NET – Salahuddin SP )