uklik.net – Jepara – Berita tentang banyaknya keluhan atas pelayanan dan kinerja pegawai PDAM (Perumda Tirta Jungporo) tentang air bersih, ditanggapi dengan serius oleh Direktur Utama Perumda Tirta Jungporo Sapto Budiriyanto, yang memberikan klarifikasi kepada awak media.
Menurut Sapto, sejak dirinya pm memimpin perusahaan milik pemerintah daerah itu, sudah banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, dengan membuat program – program prioritas.
“Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, kami sudah berusaha semaksimal mungkin dengan menerapkan program – program yang sangat kami prioritaskan”, ujar direktur PDAM itu.
“Program – program prioritas yang sudah kami laksanakan adalah, penambahan air baku, memperbaiki pelayanan, mengoptimalkan pendapatan, meningkatkan berbagai upaya untuk menekan angka kehilangan air, dan melakukan langkah – langkah efisiensi biaya operasional”, lanjutnya.
Menurut Direktur Tirta Jungporo itu, Program Penambahan Air Baku diantaranya adalah merealisasikan pengeboran 9 (sembilan) sumur baru yang tertunda (tidak terlaksana) di Tahun Anggaran 2019, yaitu Cabang Jepara Pusat yang terdiri dari Sumur Kecapi Krajan, Sumur Kecapi Kaligede, Sumur Bulungan dan Sumur Bapangan. Untuk Cabang Jepara Utara yaitu Sumur Bangsri dan Sumur Lebak. Sedangkan Cabang Jepara Selatan yaitu Sumur Kalipucang Welahan, Sumur Sowan Lor dan Sumur Kerso.
Selain merealisasikan pengeboran sembilan sumur baru, PDAM Jepara juga menyewa Sumur P2AT (Proyek Pengembangan Air Tanah) yang merupakan sumur bantuan dari pemerintah provinsi, yang berlokasi di Desa Jebol Kecamatan Mayong dan Blimbingrejo Kecamatan Nalumsari.
“Dari kedua langkah tersebut (pengeboran sembilan sumur baru dan menyewa sumur P2AT) sudah terlihat dampak positifnya yaitu pelayanan di Rusunawa blok A dan B yang semula disuplai 8 tangki per hari, sekarang tidak disuplai lagi, pelayanan Kedung Malang yang semula disuplai 3 sampai 4 tangki per hari sekarang juga tidak disuplai lagi”, terang Sapto.
Lebih lanjut orang nomor satu di jajaran PDAM Jepara itu mengatakan jika beberapa wilayah yang dulu alirannya kurang baik, sekarang teraliri, yaitu wilayah Kota 1 (Kecapi, Jobokuto, Kauman, Tanah Abang, Bulungan, Ujung Batu, Senenan), wilayah Utara 1 (Tengguli, Krasak, Jeruk Wangi, Bangsri), wilayah Selatan 2 (Kerso, Sowan Kidul, Surodadi, Panggung, Bugel, Ujung Pandan, Tedunan, Batu Kali), dan wilayah Kota 2 (Tahunan, Bawu, Batealit).
Untuk program perbaikan pelayanan, dari tahun 2020 sampai 2022 membangun jaringan pipa transmisi sepanjang 8.031 meter, dan membangun jaringan pipa distribusi sepanjang 35.652 meter.
Program selanjutnya yang dilakukan PDAM Jepara adalah mengoptimalkan pendapatan. Dalam program ini Sapto dan jajarannya membuat kegiatan “Jum’at Nagih”, yaitu seluruh direksi dan pegawai melakukan penagihan door to door dan penyegelan setiap hari Jum’at dan Sabtu.
Selanjutnya mereklas tarif pelanggan secara periodik (menyesuaikan tarif sesuai keadaan atau taraf hidup pelanggan), menaikkan rata – rata pemakaian air pelanggan, dan lebih intensif dalam penanganan petugas carter (petugas yang mencatat angka pada meter air setiap bulan).
Meningkatkan berbagai upaya untuk menekan angka kehilangan air adalah program selanjutnya yang sudah dijalankan, diantaranya adalah pemeliharaan sumur produksi agar pompa tidak rusak, pemeliharaan jaringan pipa dan patroli jaringan pipa.
“Dalam program ini kami membentuk Tim TRC yang siap sedia setiap saat selama 24 jam dan dengan cepat menyelesaikan masalah gangguan pelayanan”, jelas Sapto.
Program terakhir yang sudah dijalankan perusahaan milik pemerintah daerah itu adalah melakukan langkah-langkah efisiensi biaya operasional, diantaranya adalah menekan dan mengatur biaya SPPD dan jumlah pegawai yang melakukan tugas SPPD, mengevaluasi tunjangan pegawai, mengevaluasi biaya sewa aplikasi billing system, dan mengurangi biaya-biaya yang tidak produktif. (enn)