UKLIK.NET – SOLO – Sebuah kampung di Kecamatan Pasar Kliwon, tepatnya di Mertodranan Kalurahan Pasar Kliwon, Kota Solo terlihat gempar dengan kehadiran ratusan polisi berpakaian lengkap, dengan senjata laras panjang, dari Satuan Brimob. Sebelumnya, puluhan Polisi Sabhara dari Polresta Surakarta juga sudah berada di TKP pasca insiden yang terjadi sekitar maghrib, Sabtu 8 Agustus 2020.
Reporter UKLIK.NET melaporkan langsung dari lokasi kejadian mendapatkan informasi, ada tiga orang luka dan dilarikan ke rumah sakit Kustati, yang berjarak satu kilometer dari lokasi kejadian.
Ridho, salah seorang warga yang berada dilokasi tak lama setelah penyerangan oleh kelompok laskar, menyebut ada tiga orang terluka masing-masing Umar Abdillah Assegaf, Husein Abdillah Assegaf dan satu lagi yang belum dikonfirm namanya.
“Yang paling parah ya Umang Kebo itu ( Umar Abdillah Assegaf – red ) kabarnya sampai gegar otak, dipukul benda keras dikepalanya,” ujar Ridho, saat berbicara dengan UKLIK.NET.
Masih menurut Ridho, yang terjadi adalah, Umar Abdillah Assegaf akan menikahkan putrinya, dengan seorang pemuda asal Jawa Timur.
Rencananya, akad nikah akan dilakukan di rumah Habib Syech Abdulkadir Assegaf, di Kalurahan Mojo Semanggi Kidul.
Rumah di Mertodranan ini menjadi titik kumpul untuk berangkat ke rumah Habib Syech, yang memiliki Majelis Asbabul Mustofa.
Namun, belum sempat berangkat, mereka dihadang oleh puluhan laskar, lantas terjadilah bentrok dan perusakan mobil. Kaca mobil berserakan disekitar lokasi. Tak berselang lama, polisi mendatangi lokasi dan memblokir rumah.
Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta Komisaris Besar Andy Rifai memimpin langsung pengamanan lokasi. Suasana lokasi tampak gelap, sementara warga mulai penasaran dengan kejadian tersebut.
Kapolresta sempat dicurhati oleh salah seorang sohibul bait bernama Husein Alhabsy, bahwa tindakan ini adalah anarkis. ” Mereka beralasan ada aliran sesat, tapi melakukan intoleransi, ” tandas Husein Alhabsy berapi-api.
Sementara Kombes Andy Rifai lebih banyak mendengar apa yang diucapkan Husein Alhabsy. Kejadian tersebut cepat tersebar luas, karena video kejadian dishare digroup-group warga.
Salah satu tokoh ulama yang datang menyampaikan keprihatinannya atas insiden itu adalah Habib Novel Alaydrus.
” Saya juga menolak Syiah, tapi cara cara kekerasan seperti ini tidak baik. Polisi harus mengatasi ini agar tidak terulang lagi,” ujar Habib Novel Alaydrus, kepada UKLIK. NET dilokasi.
Saat itu juga Habib Novel yang juga pendiri Majelis Arraudah ini menelepon Kapolres untuk memberi dukungan.
Apa sebenarnya latar belakang kejadian dilokasi ini? Seperti tahun sebelumnya, menjelang Muharram yang biasa diperingati oleh Syiah dengan hari assyuro, kegiatan kalangan Syiah di tempat ini mendapat penolakan oleh kelompok lain yang bermadzab Suni yang mereka sering menyebut Ahlul Sunnah Wal Jamaah.
Lokasi di Mertodranan ini memang dikenal sebagai basisnya warga Syiah berkumpul.
UKLIK.NET belum mendapat konfirmasi siapa pimpinan laskar yang mendatangi lokasi ini. Hingga dini hari lokasi kejadian masih dijaga polisi dengan menyiapkan mobil baracuda, tentu saja untuk berjaga jaga apabila ada kejadian susulan. (Safrudin – Tim Jurnalis uklik.net )