uklik.net – Merah Indonesia (PMI) Jawa Tengah terus berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan darah plasma konvalesen. Permintaan masyarakat sejak pendemi terjadi hingga saat ini mencapai 11.197 kantong dan baru terpenuhi sebanyak 10.136 kantong darah, sekitar 96 persen dimana Pendonor berasal dari Surakarta, kota semarang dan kabupaten banyumas.
Pada kegiatan pelantikan dewan kehormatan dan pengurus PMI kabupaten kendal di gedung Abdi praja setda kendal rabu 16/6, Gus Yasin mengatakan hal tersebut.
Lebih lanjut wakil gubernur Provinsi Jawa Tengah Gus Taj Yasin sekaligus Dewan Kehormatan PMI Jawa Tengah mengatakan, “PMI terus berupaya untuk dapat memenuhi semua kebutuhan darah plasma konvalesen, Sayangnya, banyak penyintas Covid-19 yang masih ragu untuk mendonorkan darahnya karena khawatir dengan kondisi kesehatannya, ” Terang Gus Yasin.
“Masyarakat itu masih punya gambaran, saya kan baru sembuh, Kenapa saya harus mendonorkan darah? Bagaimana dengan kesehatan saya?
Nah ini perlu kita sampaikan bagaimana efek (donor darah plasma konvalesen) ketika kita setelah sembuh,” Katanya.
“PMI diharapkan bisa ikut mengatasi masalah ini dengan memberikan edukasi tentang donor pada masyarakat, Gus Yasin juga meng’apresiasi Bupati Kendal Dico Ganinduto yang merangkul PMI untuk bekerja kolaboratif, mulai dari upaya pencegahan hingga penanganan Covid-19, termasuk dalam penyediaan plasma konvalesenkonvalesen, ” Imbuhnya.
Gus Yasin menyebutkan, “Selama ini pihak yang mudah mendonorkan plasma konvalesen adalah penyintas Covid-19 dari kalangan TNI/ POLRI dan pondok pesantren, Pondok pesantren di Banyumas, sangat membantu penyediaan plasma konvalesen, Gus Yasin beralasan, sistem hubungan atasan bawahan di militer dan murid guru di pesantren yang penuh kepatuhan, menjadi faktor yang mempermudah untuk donor”.
Humas Unit Donor Darah PMI Banyumas, Nashir saat dihubungi via ponsel menyatakan, ” Untuk mendapatkan plasma darah konvalesen dari santri penyintas Covid-19, pihaknya berkomunikasi dengan Bupati Banyumas, Forum Komunikasi Pondok Pesantren Banyumas, pengasuh pondok dan MUI setempatsetempat, ” Terang Nashir.
“Secara teknis ponpes-ponpes kita datangi, ketemu dengan pengasuhnya, menyampaikan tujuannya, kebutuhan plasma seperti apa, Intinya untuk memberikan edukasi kepada pengasuh sehingga mau untuk membantu PMI. Setelah itu, membuat jadwal sosialisasi,” jelasnya.
“Melalui sosialisasi dilakukan pemeriksaan (screening) kepada para santri penyintas Covid-19, Pemeriksaan yang dilakukan antara lain meliputi pengecekan gejala, berat badan dan tensi.”
“Bagi santri yang hasil pemeriksaannya memenuhi syarat, diambil sampel darahnya, Setelah hasil sampel darah keluar, kita koordinasi lagi dengan pengasuh pondok pesantren untuk menentukan jadwal pengambilan darah secara bergilir,” Pungkasnya. (andrie once)