uklik.net – BANDUNG – Widya Iswara Sespim Polri Brigjen Pol Susetio Cahyadi mengungkapkan pentingnya kemampuan personel dalam penerapan Manajemen Resiko dalam setiap aspek kegiatan atau penugasan. Hal ini sangat efektif akan membantu organisasi guna meminimalkan dampak risiko.
Dan Peserta Didik Sespimmen Polri Dikreg ke-64 yang terdiri dari 269 orang anggota Polri, 24 orang anggota TNI, dan 3 orang Anggota mancanegara (Singapura, Malaysia, dan Timor Leste).
Dikatakan Susetio Cahyadi, Manajemen Resiko diadakan untuk menciptakan melindungi nilai. Jadi kalo tidak masuk dalam dua frase itu harus dipertanyakan MR nya ” Itu adalah prinsip dalam ISO 31.000 yang harus difahami sejak awal,” ujar Susetio, yang pernah menjadi Kapolres Jakarta Utara dan sempat menjadi Kapolres Sragen.
Dikatakan Susetio, didalam Polri ada value dengan Tribrata sebagai pedoman hidup dan Catur Prasetya sebagai pedoman kerja. Antara Tribrata dengan Catur Prasetya ini secara sistematis dan hirarkis terhubung. ” Tribrata digagas oleh para akademisi tahun 1953 di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. Disisi lain Catur Prasetya dijadikan paradigma moral seorang Bhayangkara negara,” imbuh Susetio.
Diakhir arahannya , Susetio menyebut dalam proses analisis pasti ada penilaian resiko. Dalam penilaian resiko biasakan untuk melakukan pertanyaan 4-W. Yaitu , yang pertama , Apa dan Bagaimana itu dapat terjadi. W Yang kedua adalah apa konsekuensinya dan apa probabilitas dari kejadian tersebut dimasa yang akan datang. Dan W yang terakhir adalah apakah ada tindakan untuk mengurangi probabilitas dan memitigasi dampak .
Apabila penilaian resiko ini sudah dilakukan , maka akan memberi kontribusi dalam proses pembangunan nasional. Sehingga outcome nya adalah menuju Indonesia Maju. ( Tim Jurnalis uklik.net – SAFRUDIN)
( Tim Jurnalis uklik.net – SAFRUDIN)