uklik.net – Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) meminta pemerintah melindungi identitas pasien corona dan keluarganya agar tidak diasingkan oleh masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Ketua DKR Kota Depok, Rao Pangharapan ketika menggelar aksi damai dan solidaritas dimana pasien dan mantan pasien corona di Kota Depok, Kamis (12/03/2020).
Menurut Ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Roy Pangharapan, mengatakan perlakuan masyarakat dan pemerintah pada mantan pasien corona dan kekuarganya asal Kota Depok yang mengalami depresi, diperlukan dengan sebaik-baiknya. Ikut mendoakan agar pasien segera sehat kembali, pulih seperti sediakala. Ia menjelaskan, agar masyarakat tidak mengucilkan mantan pasien dan keluarga sehingga menyebabkan depresi.
“Kami meminta agar pemerintah menjaga kerahasiaan pasien dan keluarga. Karena ada kasus pasien depresi setelah identitasnya dan keluarga dipublis dan diketahui masyarakat. Pemerintah Kota Depok agar melindungi pasien walaupun sudah sembuh. Jangan sampai ketakutan dan kepanikan lingkungan masyarakat justru merugikan keluarga pasien,” tegas Roy.
Lanjutnya, meminta agar masyarakat menjalankan PHBS secara terus menerus sepanjang waktu. Hal ini akan menyebabkan kesalahan bersikap oleh masyarakat pada mantan pasien dan keluarga seperti yang terjadi di Depok.
“Jangan tiap hari hanya konferensi pers melaporkan penambahan jumlah korban tapi tidak ada pendekatan dan sosialisasi ke masyarakat. Itu hanya akan menambah ketakutan dan kepanikan masyarakat. Pemerintah, khususnya Pemerintah Kota Depok perlu segera melakukan forum-forum sosialisasi ke masyarakat langsung bisa di kantor walikota, atau di rumah sakit atau malah di RT dan RW seluruh Depok,” terang Roy lagi.
Sementara, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto yang juga juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona dalam keterangan pers di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (05/03/2020) mengatakan, keduanya belum diperbolehkan pulang dan masih harus menjalani perawatan di RSPI Sulianto Saroso.
Pasien kasus 1 dan 2 yang terinfeksi coronavirus mengalami depresi akibat identitasnya terpublikasi. Kondisi ini mempengaruhi imunitas tubuh dua warga Depok, Jawa Barat itu.
“Mereka sekarang agak depresi akibat pernah mengalami hukuman sosial yang besar akibat identitasnya terungkap. Sekarang mereka agak tertekan dengan itu dan saya katakan dari awal faktor psikologis akan berpengaruh pada status imunitas seseorang,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Coronavirus Achmad Yurianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (09/03/2020) lalu.
Dikatakannya, beban psikologis yang ditanggung keduanya membuat hasil pemeriksaan ibu dan anak itu masih dalam kondisi positif terinveksi virus bernama resmi Covid-19, meski sudah masuk hari ketujuh. Hal ini, dokter penanggung jawab di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Sulianti Saroso masih akan melakukan perawatan dan belum akan melepas keduanya.
“Kita belum akan melepas perawatan meski secara klinis tidak ada keluhan apa-apa. Pasien lain lebih bagus kondisinya dari pada sebelumnya, namun mereka ada permintaan ke kami untuk memberikan garansi tidak akan mengumumkan nama mereka, karena mereka takut seperti yang terjadi pada kasus 1 dan 2, karena kasus 1, 2, 3, 4 dan 5 berasal dari cluster yang sama,” kata Yuri. (yitnos)