UKLIK.NET – SRAGEN – Bumi Sukowati Kabupaten Sragen selama ini dikenal sebagai salah satu lumbung padi nasional , dengan ladang persawahan yang begitu luas. Oleh sebab itu , Sragen juga menjadi sasaran dari Demplot oleh berbagai perusahaan pertanian.
Demplot atau Demontration Plot adalah suatu metode penyuluhan pertanian kepada petani, dengan cara membuat lahan percontohan, agar petani bisa melihat dan membuktikan terhadap objek yang didemontrasikan. Demplot bisa berupa Inovasi teknologi budidaya, VUB (Varietas Unggul Baru), Pemupukan dan lain-lain, disesuaikan dengan demografi wilayah tersebut.
Seperti yang dilakukan Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Sragen menggelar penyemprotan massal pupuk NPK dan organik cair Phonska Oca pada lahan budidaya padi seluas 31 hektare di Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Rabu (5/8).
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Eka Rini Mumpuni dan Suharto , Assisten 1 Sekda mewakili Bupati Sragen. Ikut juga hadir Direktur Pemasaran Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih, serta melibatkan 114 petani dari Kelompok Tani Sri Lestari
dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Dalam keterangan pers yang digelar dilokasi , seusai penyemprotan secara simbolis , Digna menyatakan kegiatan ini merupakan upaya perusahaan untuk memperkuat sektor produksi pertanian dalam negeri di tengah wabah Covid-19. Dimana intensifikasi pertanian menjadi salah satu strategi untuk menggenjot produktivitas tanaman pangan di tengah ancaman krisis pangan.
“Kegiatan ini kami laksanakan secara beruntun di enam kabupaten di Jawa Timur dan Jawa Tengah, dan tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan sosialisai dan edukasi serupa di berbagai daerah lainnya,” ujar Digna , kepada reporter UKLIK.NET di Desa Pilang, Masaran Kabupaten Sragen , Rabu(5/8) pagi.
Dalam kegiatan ini, Petrokimia Gresik juga menghadirkan klinik pertanian, yaitu melalui Mobil Uji Tanah untuk konsultasi pemupukan dan anak perusahaan (Petrokimia Kayaku dan Petrosida Gresik) untuk pengendalian hama. Sehingga pengawalan Petrokimia Gresik menjadi lengkap, mulai dari kawalan teknis pemupukan hingga pengendalian hama.
Adapun kabupaten yang menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan ini adalah Banyuwangi (22/7), Lumajang (24/7), Bondowoso (28/7), Bojonegoro (3/8), Sragen (5/8) dan Banjarnegara (10/8). Sementara penggunaan pupuk Phonska Oca, lanjut Digna, merupakan upaya Petrokimia
Gresik untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan melalui peningkatan produktivitas tanaman sekaligus perbaikan kondisi tanah.
Hal ini sangat penting mengingat berdasarkan data Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) tahun 2018, setidaknya 70 persen dari 8 juta hektare lahan sawah di Indonesia kurang sehat. Artinya, sekitar 5 juta hektare lahan sawah memiliki kandungan bahan organik yang rendah. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penggunaan pupuk anorganik dan pestisida yang berlebihan dalam jangka panjang yang menyebabkan kandungan bahan organik dalam tanah terdekomposisi dan semakin sedikit.
“Untuk itu melalui kegiatan ini, kami juga ingin meningkatkan kesadaran petani tentang pentingnya penggunaan pupuk organik, dalam hal ini adalah Phonska Oca” ujar Digna. Phonska Oca merupakan gabungan antara pupuk majemuk NPK dan pupuk organik dalam bentuk cair, dengan kandungan C-Organik minimal 6%, unsur hara makro Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), dan diperkaya unsur mikro serta mikroba yang sangat bermanfaat untuk tanaman.
Dengan demikian, Phonska OCA dapat menjadi solusi praktis bagi petani. Dimana kandungan pupuk majemuk berfungsi untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan pupuk organik dapat memperbaiki kandungan hara pada tanah. Phonska Oca telah melewati uji laboratorium di lembaga penelitian dan uji coba aplikasi diberbagai daerah. Selain tanaman padi, Phonska Oca juga dapat digunakan pada tanaman
hortikultura. ( Saf – Tim Jurnalis uklik.net )